Kalap Makan Saat Lebaran? Jangan Lupa Cek Kesehatan, Ya!

aura.co.id | 24 Mei 2020 | 14:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Idul Fitri kurang lengkap tanpa aneka hidangan dan kue. Setelah sebulan berpuasa, pasti sulit menahan godaan ketupat, opor ayam, rendang, sambal goreng, nastar, kastengel, atau putri salju. Belum lagi es sirop, es buah, dan kawan-kawan. Menikmati euforia makanan dan kue Lebaran boleh saja, tapi jangan sampai lupa diri. Tetaplah waspada dengan risiko kesehatan yang mengintai Anda jika kalap mengonsumsi menu yang tersaji di meja.

Risiko Overkalori

Dokter ahli gizi  dr. Marya Haryono, Mgizi, SpGk. memperingatkan, Lebaran terutama pada hari pertama dan kedua erat kaitannya dengan makanan enak padat kalori, tinggi lemak jenuh, lemak trans, juga karbo sederhana (gula). Jika dikonsumsi terus menerus, maka akan memberi efek kesehatan bagi tubuh Anda.

“Satu atau dua hari pertama Lebaran, membuat kita berisiko overkalori. Bila ini berlangsung selama beberapa hari, tentunya kalori berlebihan tersebut akan tertimbun di dalam tubuh. Efeknya, berat badan bertambah. Tetapi efek yang paling penting bagi kesehatan, peningkatan kadar gula darah –hati- hati khususnya pada penderita diabetes melitus- serta terganggunya profil lipid darah seperti kolesterol dan trigliserida (jenis lemak yang ada dalam tubuh di samping kolesterol),” papar Marya.

Marya menekankan agar Anda tetap mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang termasukketika Lebaran dan berlanjut sesudahnya. Yang harus diperhatikan, hindari konsumsi karbo berlebih dan mengonsumsi serat yaitu sayur dan buah segar. Sumber karbo berlebihan adalah nasi, lontong, ketupat, kentang, pasta, kue bolu, kue kering, minuman manis seperti sirop, soda, atau olahan lain yang menggunakan gula. Patut diingat, kue kering, bolu, dan keik selain menjadi sumber karbo juga merupakan sumber lemak trans serta lemak jenuh.

Kuncinya, Anda harus tahu kapan saatnya mengerem nafsu makan serta mengenali gejala gangguan kesehatan yang mengintai Anda. Marya menerangkan bahwa beberapa penyakit memiliki gejala khas sehingga mudah dikenali. Kencing manis, misalnya. Gejalanya sangat khas yakni sering lapar, sering buang air kecil, dan sering merasa haus.

Periksa Sebelum dan Sesudah Liburan

“Gejala tambahan lainnya luka yang susah sembuh, keputihan, gangguan penglihatan, serta perubahan berat badan secara drastis. Namun untuk mengetahui pastinya, apakah gula darah Anda tinggi atau profil lipid tinggi, harus diperiksa di laboratorium. Syaratnya, Anda puasa beberapa jam sebelum pemeriksaan,” Marya menjelaskan. Ia menambahkan, mengukur berat badan juga penting untuk mengetahui apakah tubuh Anda tergolong berisiko terkena penyakit.

Selain hidangan yang mengandung santan dan lemak, kue yang terbuat dari tepung, gula, dan produk olahan susu juga perlu diwaspadai. Konsumsi kue Lebaran yang tidak terkendali bisa meningkatkan faktor pemicu strok ringan, meskipun tidak selalu terjadi. Faktor kondisi kesehatan seseorang turut memengaruhi munculnya gejala strok ringan.

“Pemicunya sebenarnya sudah ada dalam tubuh seseorang (biasanya tidak diketahui sebelumnya), kemudian dipicu oleh asupan makanan yang tidak terkendali ditambah kondisi fisik yang kurang sehat seperti kurang istirahat. Karenanya, periksakan segera sebagai antisipasi. Jika merasa dalam kondisi sehat, tetaplah menjaga kondisi tubuh Anda. Jika ada risiko (terserang strok), Anda perlu disiplin dalam pengaturan makan dan (mungkin) perlu obat. Kalau tidak sempat periksa, sebaiknya jaga prinsip
makan sehat,” Marya memperingatkan.

Pemeriksaan kesehatan jangan hanya dijadikan agenda setelah Lebaran atau liburan. Namun perlu dilakukan secara berkala. “Sebelum Lebaran atau libur panjang pun tetap periksakan kondisi kesehatan Anda sebagai langkah antisipasi. Hasilnya dapat digunakan sebagai pembanding dengan kondisi
kesehatan Anda setelah Lebaran,” jelas Marya.

Berolahraga teratur sebanyak 3 sampai 5 kali seminggu dengan durasi 30 hingga 45 menit adalah cara ideal menjaga kesehatan. “Tapi, jika kondisi kesehatan Anda mengalami masalah serius dan butuh obat, ikuti saran dokter. Ia akan memberi terapi sesuai indikasi,” pungkasnya.

(riz)

Foto Marya: “Satu atau dua hari pertama Lebaran, membuat kita berisiko overkalori,” kata Marya.

Penulis : aura.co.id
Editor: aura.co.id
Berita Terkait