3 Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Khitan Selama Wabah Covid-19

Adi Adrian | 18 Juni 2020 | 17:40 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Wabah Corona Covid-19 belum memperlihatkan tanda mereda. Hingga artikel ini disusun, jumlah kasus infeksi Covid-19 di Indonesia mencapai 42 ribuan. Rekor baru jumlah infeksi harian terus dicetak. Ini memicu kekhawatiran orangtua yang hendak menyunat atau mengkhitan buah hati mereka.

Merespons kekhawatiran ini sejumlah pihak atau rumah khitan berinovasi. Salah satunya, kolaborasi Rumah Sunat dr. Mahdian Jakarta dan Klinik Kimia Farma yang merilis layanan sunat di rumah. Diperkenalkan kepada khalayak pada Kamis (18/20/2020), layanan sunat di rumah memiliki sejumlah kelebihan yang layak diindahkan.

Praktisi khitan Rumah Sunat dr. Mahdian Jakarta, dr. Encep Wahyudan, menyebut, pasien tak perlu antre sehingga hemat waktu dan privasi lebih terjaga. Dokter dan tenaga perawat yang mendatangi rumah pasien terlatih serta dilengkapi Alat Pelindung Diri (APD). “Sunat tanpa jarum suntik dan cirsumcision kit sekali pakai. Selain itu memakai Mahdian Klem karya anak bangsa yang memiliki izin edar serta direkomendasikan WHO. Lebih aman, nyaman, dan langsung bisa beraktivitas,” ujar Mahdian dalam konferensi pers via aplikasi Zoom.

Kelebihan lain, pasien mendapat satu set perawatan pascasunat untuk memastikan kondisinya sehat di level maksimal. Menguatkan pendapat Encep, Manager Klinik Kimia Farma seluruh Indonesia, dr. Dien Kurtanty, MKM, menyorot tiga hal penting yang patut dicamkan mereka yang hendak sunat di kala pandemi. Pertama, dokter dan tenaga medis yang berkunjung telah menjalani rapid test sehingga tak membahayakan pasien. Kedua, APD yang digunakan adalah level 2 dan 3, yang sesuai dengan standar rumah sakit.

“Sehingga saat melakukan tindakan medis, yang disunat merasa aman dan nyaman. Terakhir, tindakan medis dipercepat tanpa menurunkan kualitas layanan. Dipercepat dengan tujuan meminimalkan kontak dengan pasien,” Dien menjelaskan. Dokter dan tim medis yang datang menggunakan baju layaknya astronaut. Anak bisa jadi kaget. “Karenanya dibutuhkan komunikasi agar anak dan dokter nyaman. Orangtua pun tidak waswas karena sunat yang ditempuh telah memenuhi protokol kesehatan selama pandemi,” pungkas Dien.

Penulis : Adi Adrian
Editor: Adi Adrian
Berita Terkait