Video Penculikan Ternyata Hoax, KPAI Temui Siswi P

TEMPO | 15 September 2017 | 15:20 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan siswi SD P sedikit terpukul karena cap pembohong yang diberitakan media tentang dirinya, setelah polisi memastikan video percobaan penculikan P hoax. Dalam kunjungan Komisi Perlindungan Anak Indonesia ke SD Tanjung Duren Selatan 01 Pagi, siswi 9 tahun itu tidak masuk sekolah.

KPAI akhirnya mengunjungi langsung rumah P yang berjarak sekitar 500 meter dari sekolah. Meski gadis kecil itu sempat terpukul, saat dikunjungi KPAI, P sudah mau diajak bercerita dan tersenyum.

“P ini mengaku dia sering menonton video di YouTube, video anak yang dipotong-potong itu dia juga tahu,” kata Retno usai mengunjungi rumah P di Jalan Tanjung Duren Timur IV, Jakarta Barat, pada Jumat, 15 September 2017.

Retno mengatakan siswi P ini merupakan anak yang melek digital. Dia juga hobi membuat video blog (Vlog) dan gemar menonton video di YouTube, termasuk video kekerasan terhadap anak. Sehingga, ujar dia, ketika P disentuh sedikit saja, dia mengira kekerasan itu akan terjadi kepada dirinya. “Tadi saat kami temui keluarga P sangat kooperatif dan tidak menyalahkan P atas perbuatannya,” ujar dia.

Ketika Retno menjelaskan mengenai pendampingan khusus yang akan diberikan kepada P, semua keluarga sudah menyetujui, hanya tinggal menunggu persetujuan dari Ayah P yang tidak hadir saat itu. Pendampingan khusus ini akan diselenggarakan KPAI bekerjasama dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak.

Komisioner KPAI Bidang Trafficking dan Eksploitasi Ai Maryati mengatakan kasus ini dapat diambil sisi positifnya. Pertama, anak-anak seusia P dapat mencontoh P jika menemui orang yang tidak dikenal dan mencoba melakukan penculikan. Kedua, orangtua harus lebih memperhatikan anak-anaknya. Ketiga, orang dewasa harus lebih bijak menggunakan sosial media dan selektif dalam menerima informasi apapun yang belum jelas kebenarannya sebelum menyebarkannya di media sosial. 

 

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait