Mimi Morysa, Jebolan Masterchef yang Sukses Berbisnis Kuliner Tradisional

Agestia Jatilarasati | 27 Januari 2019 | 06:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Pecinta es kopi susu tentu sudah tidak asing lagi dengan es kopi susu dari Bake-a-Boo. Cita rasa kopinya berbeda, demikian aromanya, tak seperti kebanyakan es kopi yang dijual di pasaran. Adalah Mimi Morysa (31), kontestan acara realitas memasak Masterchef musim ketiga, tahun 2013 silam, yang membuat inovasi dalam es kopi susu dan ini kisahnya. 

Tahun 2011, Mimi nekat memutuskan menjadi pengusaha kuliner, di bidang kue. Padahal sebelumnya ia adalah seorang pegawai di sebuah bank swasta di Jakarta.

“Saya tidak merasa bahwa saya akan menjadikan itu (bekerja di bank) sebagai pekerjaan saya selamanya. Akhirnya saya memutuskan mengundurkan diri dan beberapa bulan kemudian nekat menjual kue kering lewat dunia maya,” Mimi mengawali cerita.

Pada saat itu Mimi mengaku memiliki keterbatasan biaya untuk merealisasikan mimpinya membuka bisnis kuliner apalagi untuk menyewa tempat sebagai toko.

“Jadi saya jualan lewat media sosial saja seperti BBM (Blackberry messenger-red)  dan Facebook saja. Jadi dulu saya mengunggah foto kue saya, nanti kalau ada yang berkomentar dan pesan baru saya buatkan,” ujarnya saat ditemui Bintang di Bake-a-Boo cabang Senopati, Jakarta pada Minggu lalu.

Namun keputusannya berwirausa kuliner sempat ditentang keluarga. Alasannya, karena pada saat itu bisnis kuliner via daring tidak memiliki masa depan yang jelas.

“Dulu kan toko daring belum menjadi tren  seperti sekarang. Dulu bisnis daring dipandang tidak memiliki masa depan yang cerah. Tetapi karena saya itu keras kepala, saya tetap bertahan  membuat bisnis kuliner kue ini karena saya melihat peluang bisnis daring akan hit,” kenangnya.

Benar saja, setahun berselang mulai banyak pesanan datang kepadanya. Tak hanya kue kering, Mimi juga mulai menjajal kemampuannya di bidang cake and decoration.

“Zaman dulu kendalanya selain belum banyak orang yang menggunakan media sosial, masalah pengiriman juga menjadi masalah yang cukup rumit. Zaman dulu belum ada ojek online, adanya kurir kue. Itu pun enggak banyak dan saya harus pesan H-1 sebelum pengiriman. Jadi enggak bisa mendadak pesannya,” kenangnya.

(ages / gur)

Penulis : Agestia Jatilarasati
Editor: Agestia Jatilarasati
Berita Terkait