Novita Dewi Mengangkat Tas Etnik Indonesia Ke Dunia

Endang Jamhari | 14 Agustus 2016 | 04:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Olla Ramlan, Julia Perez, Ayu Tingting, bahkan Iriana Joko Widodo memakai tas bermerek Ende.

Sekilas tas itu mirip tas branded buatan luar negeri. Namun jika diperhatikan lebih detail, ada corak khas Indonesia berupa tenun dan batik. Tas itu kreasi Novita Dewi (45), yang membangun bisnisnya dari nol. 

Sebagai pencinta tas, Novita awalnya bangga menjinjing tas branded yang harganya puluhan juta hingga ratusan juta rupiah. Namun sampai di satu titik, ia bosan dengan semua tas koleksinya. Jiwa nasionalismenya terpanggil. Ia ingin beralih ke tas lokal yang kualitasnya sama atau mendekati tas branded. 

Sudah keliling Indonesia, Novita tidak berhasil menemukan tas lokal yang kualitasnya sesuai ekspektasinya. Di sisi lain, ia sedih tas lokal kalah bersaing dengan tas buatan luar negeri. Ia lantas memutuskan membuat sendiri tas lokal yang berkualitas. 

“Saya ingin pencinta tas branded bangga memakai tas buatan dalam negeri. Saya ingin tas lokal tidak kalah bersaing. Dengan tujuan itulah saya memulai bisnis tas yang saya labeli Ende,” ungkap Novita pada Rabu (3/8) lalu di butik House of Ende, Prapanca Raya, Jakarta.

Sebelum memulai bisnisnya, ia survei di Bali dan Yogyakarta. Di dua kota yang terkenal sebagai produsen tas itu Novita tidak menemukan perajin tas sesuai standarnya.

“Tidak gampang mencari perajin atau tukang tas yang bisa menghasilkan tas berkualitas tinggi dan berstandar internasional. Saya harus mengirim beberapa perajin tas untuk ikut pelatihan membuat tas ke luar negeri. Di luar negeri, saya dan perajin tas belajar memproduksi tas handmade. Kami mendapatkan ilmu memilih bahan, desain, hingga cara memproduksi tas berkualitas tinggi. Alhamdulillah para perajin kini sudah bisa menghasilkan tas yang kualitasnya internasional, sama dengan tas branded,” beber pendiri House of Ende ini.

Sudah menguasai cara produksi tas berkelas, Novita masih merasa ada yang kurang. Ingin tas-tasnya unik dan berciri khas, Novita memasang kain tradisional Indonesia seperti tenun dan batik pada tas Ende.

“Dengan membuat tas kulit etnik Indonesia berkualitas prima dan berkelas, pengguna tas branded dapat beralih menggunakan tas lokal tanpa merasa kehilangan pamor,” jelasnya.

Novita menggunakan 60 persen kain etnik yang dipadukan dengan 40 persen kulit sapi berkualitas ekspor untuk tas produksinya. Ada tas etnik paduan kain tenun Bali atau Lombok dengan kulit sapi, ada pula tas kulit yang dipadukan dengan kain tenun Banjarmasin dan ulos. Jangan khawatir, model tas Ende tidak ada yang sama. “Kami juga menerima pesanan khusus atau custom-made. Saat ini kami mengerjakan tas pesanan khusus, menggunakan kulit buaya dipadukan dengan kain khas Banjarmasin,” tutur Novita yang menjual satu tas Ende 4 hingga 8 juta rupiah.

“Jika pesanan khusus, apalagi menggunakan kulit buaya, harganya bisa dua kali lipat,” sambungnya.

Tujuan Novita agar pencinta tas mahal di Tanah Air bergeser mencintai tas lokal sudah terwujud. Seleb dan pejabat daerah sudah menggunakan tas Ende.

“Awalnya adik ipar saya, Olla Ramlan, yang memakai tas saya. Kini sebagian besar seleb Indonesia sudah memakainya, bahkan Ibu Iriana Joko Widodo juga,” ungkap Novita yang dalam satu bulan memproduksi tas sebanyak 100 buah. Tas-tas etnik itu sudah diekspor ke beberapa negara Eropa dan Amerika.

“Sudah saatnya tas Indonesia menguasai dunia,” ucap Novita bangga.

Membuka cabang dan tas Ende masuk ke mal-mal tertentu jadi rencana pengembangan bisnis. Novita juga merancang workshop pembuatan tas di House of Ende.

“Siapa pun bisa belajar memproduksi tas berkualitas. Saya ingin tas lokal yang berkualitas tidak hanya tas Ende, tapi juga ada merek-merek lain,” harap Novita, yang butuh waktu 2 minggu hingga 1 bulan untuk memproduksi satu tasnya.

 

(ej/gur)

 

Penulis : Endang Jamhari
Editor: Endang Jamhari
Berita Terkait