Sinetron Kolosal yang Tak Lagi Laku di TV, Kalah Pamor dengan Drama Keluarga dan Cinta-cintaan Remaja

Indra Kurniawan | 7 November 2021 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sinetron kolosal pernah sangat berjaya dua dekade lalu. Para pemilik rumah produksi berlomba-lomba untuk mengangkat cerita rakyat ke layar kaca. Beberapa bahkan tayang hingga ratusan episode, dengan raihan rating tinggi.

Angling Dharma, salah satunya. Sinetron produksi Genta Buana Pitaloka tersebut ditayangkan di Indosiar dari 2001 sampai 2005 dan meraih penghargaan sebagai Sinetron Laga Terpuji di Festival Film Bandung 2004.

Selain itu ada Misteri Gunung Merapi yang menyapa pemirsa hingga lima tahun atau tiga musim di Indosiar. Lewat tokoh ikonik Mak Lampir yang diperankan Farida Pasha, Misteri Gunung Merapi menjadi tontonan paling ditunggu pada masanya.

Kejayaan sinetron kolosal kini telah berakhir, setidaknya dalam enam tahun terakhir sejak berakhirnya sinetron Raden Kian Santang produksi MD Entertainment. Tak ada lagi sinetron kolosal yang greget, dengan raihan rating tinggi.

Indosiar sebagai stasiun televisi spesialis sinetron kolosal tampaknya telah beralih ke sinetron drama keluarga, terlebih semenjak Suara Hati Istri mendulang sukses dalam tiga tahun terakhir. Kini menyisakan MNCTV yang bertahan dengan sinetron kolosal.

Terbaru MNCTV menayangkan Tutur Tinular versi baru, menggantikan sekuel Raden Kian Santang: Mahkota Baru Pajajaran. Hasilnya, sejak hari pertama tayang pada 21 Oktober 2021 sampai saat ini, raihan ratingnya sangat rendah di bawah angka 1 dengan audience share tidak sampai 5 persen.

Jelas tidak sesuai harapan. Penonton tampaknya tak lagi berminat untuk menonton sinetron kolosal dan lebih memilih sinetron drama keluarga atau cinta-cintaan remaja. Bisa jadi penonton sudah bosan atau jenuh, apalagi penonton milenial, tak tertarik.

Mereka lebih memilih tontonan yang disajikan di berbagai layanan OTT (Over The Top). Seperti Vidio, Viu, Netflix, Disney Hotstar, dan WeTV. Emak-emak, tampaknya lebih memilih nonton sinetron yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Semoga sinetron kolosal menemukan momentumnya kembali seperti di era kejayaannya dulu. 

Penulis : Indra Kurniawan
Editor: Indra Kurniawan
Berita Terkait