Sinopsis Tuhan Ada Di Mana-mana Hari Ini, Rabu 6 Desember 2017

Ulfa Gusti Utami | 6 Desember 2017 | 14:10 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Berikut adalah sinopsis Tuhan Ada Di Mana-mana hari ini, Rabu 6 Desember 2017.

Bang Okim sedang duduk berdua dengan Tinjun, mereka membicarakan nasib Ilham yang masih terbaring di rumah sakit. Mpok Tinjun kemudian meminta Bang Okim menanyakan pada dokter bagaimana nasib kaki Ilham. Bang Okim menjawab bahwa ia mengunjungi Ilham pada malam hari dan tidak bisa bertemu dengan dokter, Bang Okin hanya bisa berharap jika keadaan Ilham akan baik-baik saja.

Mendengar itu, Mpok Tinjun nampak tidak setuju, ia merasa jika Ilham tak baik-baik saja, karena sudah jelas terlihat kaki Ilham yang diperban. Mok Tinjun merasa cemas jika kaki Ilham tak bisa berfungsi sebagaimana mestinya, ia pun mulai menangis. Bang Okim meminta agar Mpok Tinjun tidak usah menangis, ia menenangkan jika masih ada kemungkinan untuk sembuk, karena kaki ilham bukan patah seperti yang dialami Mas Darno. Mendengar penjelasan suaminya, tangis Mpok Tinjun pun mereda.   

Ilham baru saja diperiksa oleh dokter. Dokter mengatakan jika kaki Ilham menunjukan perkembangan yang baik dan bengkaknya sudah mereda. Ilham merasa lega dan bersyukur, ia juga menanyakan kapan ia bisa kembali ke rumah. Dokter mengatakan jika proses pemulihan tidak bisa dipaksakan, dokter juga meminta jika Ilham sudah diperbolehkan pulang, jangan sekali-kali ia mengurut bagian lututnya. Ilham menuruti apa yang dikatakan dokter.

Ia menanyakan kapan ia akan bisa berjalan normal. Dokter menjawab jika untuk saat ini hal itu tidak mungkin terjadi. Ilham terkejut mendengar itu, dokter kemudian menjelaskan jika lutut Ilham masih mengalami trauma serius karena tekanan benda keras, tetapi sendi lutut mulai pulih, tetapi sementara waktu untuk berjalan normal masih belum mungkin. Dikter mengatakan jika Ilham masih perlu bantuan tongkat atau kruk untuk membantu menyangga berat badan. Ilham kembali tertegun.

Sinopsis Tuhan Ada Di Mana-mana Hari Ini, Rabu 6 Desember 2017.
 
Sebuah mobil berbelok masuk halaman rumah Markasan. Omeh yang ada di warung memperhatikan mobil tersebut. Sementara Markasan yang baru saja memanggulkan beras dipunggungnya, tertegun melihat mobil yang sudah dikenalinya.

Ardan melangkah menuju warung. Tetapi dari jauh Markasan sudah memasang muka masam. Sementara Mpok Omeh melempar senyum manis tapi juga was-was dengan sikap suaminya yang masam. Ardan mengucapkan salam tetapi Markasan malah menjawabnya dengan ketus. Ardan menggoda Markasan yang sedaritadi terbelalak menatapnya, Ardan mengatakan jika sebelumnya mereka sudah bermaafan dan saling berpelukan, Ardan juga membandingkan Markasan dengan Mpok Omeh yang berbanding terbalik.

Mpok Omeh dengan ramah menyambutnya. Markasan merasa disinggung dan terhina. Tetapi Ardan menjelaskan bahw aia tak berniat menyinggung. Markasan langsung bertanya apa tujuan Ardan datang, sedang Medina sedang tidak ada di rumah. Markasan langsung mengusir Ardan. Tetapi, Ardan tersenyum dengan gaya sombongnya, ia mengatakan jika ia sudah tahu jika Medina sedang tidak dirumah. Ia menjelaskan bahwa kedatangannya untuk mengunjungi saudaranya. Mpok Omeh kemudian bertanya apa Ardan memiliki saudara di sekitar sana. Ardan menjawab jika saudaranya bernama Zubaidah. Mpok Omeh mengerutkan kening dan bertanya-tanya. Ardan menjelaskan jika suami dari tantenya itu adalah warga asli kampung Jambu dan berprofesi sebagai guru. Mpok Omeh kembali mengingat.
 
Omeh menghampiri Markasan yang masih cemberut duduk di warung. Ia kemudian bertanya pada Markasan siapakah Zubaidah yang menuikah dengan orang asli kampung Jambu. Markasan juga ikut berpikir, kemudian Mpok Omeh menjelaskan jika Ardan menyebut orang itu mneikah dengan guru. Mpok Omeh melanjutkan jika di sana yang menjadi guru hanyalah Bang Okim, tetapi istrinya bernama Tinjun. Tiba-tiba Markasan berdiri, lalu menghampiri Ardan dengan mata melotot. Omeh merasa heran. Ardan tersenyum melihat Markasan muncul, karena ia merasa Markasan akan memebritahu alamat yang dicarinya. Ardan ternyata salah, Markasan malah menatap Ardan dengan pandangan tak suka. Ardan menghela napas panjang dan bertanya dalam hati apa yang terjadi. Ardan menegur Markasan dan kemudian pamit.

Begitu Ardan menuju mobilnya, Mpok Omeh bertanya pada Markasan siapakah Zubaedah. Markasan kesal dan mengatakan jika Mpok Omeh tidak punya feeling. Omeh Lagi-lagi bertanya dan Markasan menjelaskan jika satu-satunya yang berprofesi sebagai guru adalah Bang Okim dan nama asli dari Mpok Tinjun adalah Zubaedah. Markasan sebagai ketua RW merasa hafal dengan semua nama warganya. Omeh kemudian sadar dan mengatakan jika ternyata Medina bekerja dengan sodara dari Mpok Tinjun. Markasan setuju dan menjelaskan mengapa ia melotot. Markasan merasa jika mereka di jebak oleh keluarga Bang Okim.

Demikian sinopsis Tuhan Ada Di Mana-mana hari ini, Rabu 6 Desember 2017.

(gst/ray)

Penulis : Ulfa Gusti Utami
Editor: Ulfa Gusti Utami
Berita Terkait