Diet Ketogenik Kurang Cocok untuk Awam

Wayan Diananto | 19 Maret 2017 | 01:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Diet ketogenik adalah mengatur komposisi makanan sedemikian rupa sehingga mengandung unsur lemak lebih tinggi daripada karbohidrat.

Tujuannya, menjadikan kondisi tubuh ketosis. Ketosis yakni kondisi tubuh menyuplai energi dari keton (hasil pemecahan lemak – red.). Seperti apa metodenya dan seberapa efektif diet ini?

Dr. Marya Hartono, SpGK, dari Rumah Sakit Umum Bunda Jakarta menerangkan, tujuan lain diet ini mengurangi berat badan, menurunkan kadar insulin, serta memperbaiki profil lipid. Penelitian terkait diet ketogenik masih berkembang. Khususnya untuk mencermati lebih dalam efek positif dan negatif penerapan diet ini. 

“Diet ketogenik rendah karbohidrat mengandung komposisi makronutrisi lemak 60 hingga 85 persen. Sisanya dari sumber protein dan sebagian kecil karbohidrat. Komposisi menu ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan diet seimbang yang terdiri lemak 25-30 persen, protein 15-20 persen, dan karbohidrat 50-60 persen,” Marya menjelaskan. “Dua teknik diet ini dipengaruhi sumber bahan makanan. Diet seimbang memungkinkan tubuh menerima zat gizi lebih variatif. Sedangkan ketogenik dapat menyebabkan risiko defisiensi zat gizi tertentu.”

Dengan kata lain, diet ketogenik memiliki efek samping misalnya hipoglikemia, gangguan fungsi saluran cerna (mual), kembung, diare, nyeri perut, risiko defisiensi nutrisi tertentu, sampai batu ginjal. Selain itu, memengaruhi suasana hati pelaku. Sementara efek jangka panjang masih belum menemukan konklusi yang pasti.

Dari pemaparan Marya, tergambar lemak memegang peranan penting dalam proses pelangsingan tubuh. Pertanyaan yang muncul, apa manfaat lemak dalam tubuh sehingga beroleh kepercayaan dalam pengaturan pola makan berbasis ketogenik?

Lemak merupakan sumber cadangan energi, mencegah kenaikan suhu tubuh, melindungi organ tubuh, menjadi komponen struktur dinding sel serta pembentukan hormon.

“Dalam diet ketogenik, lemak mengubah kondisi tubuh yang biasanya menggunakan glukosa sebagai sumber energi dengan keton dari hasil pemecahan lemak,” jelas Marya. 

Konsep diet ketogenik sepintas menyenangkan. Saat metode diet lain menuding lemak sebagai tersangka perusak diet, ketogenik menjadikan lemak teman terbaik dalam melangsingkan tubuh. Tertarik dengan diet ini? Tunggu dulu. Di luar faktor efek samping, Marya menilai diet ini kurang ideal dijalani orang awam. 

“Kecuali, dengan indikasi dan di bawah pengawasan dokter. Penilaian terhadap perubahan metabolisme, kecukupan komponen nutrisi yang kurang, efek samping terhadap fisik dan psikis pun harus diawasi,” ujar dia. Pertanyaan lain yang mengemuka: apa diet ketogenik cocok untuk semua orang? Bagaimana dengan yang memiliki riwayat darah tinggi, penyakit jantung serta penyakit kelas berat lainnya?

“Dari beberapa penelitian, efek terhadap kondisi penyakit ini tidak menunjukkan hasil yang konsisten. Masih butuh penelitian jangka panjang,” Marya menjawab. Karenanya ia mengajak perempuan Indonesia mengingat satu asas penting sebelum menggunakan diet sebagai senjata perang melawan obesitas. Banyak jenis diet populer, namun tak semua informasi yang Anda terima soal diet itu bisa diterapkan ke tubuh Anda. 

“Setiap orang memiliki kondisi tubuh berbeda-beda. Mesin kendaraan saja butuh perhatian untuk bisa menjalankan fungsinya. Apalagi sistem tubuh Anda. Jadi, jangan mencoba sesuatu yang belum tentu tepat untuk tubuh Anda. Konsultasikan kepada dokter,” pungkasnya. 

 

(wyn/gur)

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait