Fakta Mengejutkan di Balik Meningkatnya Jumlah Korban Kanker Serviks

Wayan Diananto | 25 Februari 2019 | 16:40 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Data terbaru dari Globocan tahun lalu menunjukkan, jumlah kasus kanker serviks baru di Indonesia mencapai 32.469. Angka kematian akibat kanker serviks mencapai 18.279 per tahun. Artinya, 50 perempuan meninggal setiap hari akibat kanker serviks.

Ini meningkat drastis jika dibandingkan dengan data Globocan 2012, yang menyebut 26 perempuan Indonesia meninggal setiap hari akibat penyakit serupa. Masih rendahkah kesadaran kaum hawa terhadap gejala kanker serviks?

Melengkapi data terbaru Globocan, Ketua Himpunan Ginekologi Onkologi Indonesia, Prof. Dr. dr. Andrijono, Sp.OG(K), menyebut 1 dari 1.000 wanita Indonesia mengidap kanker serviks.

Dari yang seribu itu, 80 persen di antaranya stadium lanjut. Dan dari yang 80 persen itu, 94 persen di antaranya mangkat dalam 2 tahun. Mirisnya di Indonesia, dari 100 persen perempuan yang berisiko terkena kanker, hanya 11 persen yang rajin menjalani screening termasuk untuk kanker serviks. Sebelas persen itu, terdiri pap smear 7 persen dan inspeksi visual asam asetat 4 persen.

Berkaca pada fakta ini, semestinya Indonesia mencontoh Australia yang mencanangkan program bebas kanker serviks pada 2030. Kanker serviks disebabkan oleh HPV alias human papillomavirus. HPV bisa dicegah dengan vaksin. Andri mengingatkan vaksinasi HPV sangat penting karena penelitian terbaru menunjukkan, HPV tidak hanya memantik kanker serviks. 

“Virus ini di Amerika juga memicu kanker paru, payudara, dan kolon. Penelitian terbaru melaporkan temuan HPV pada darah. Di Inggris, ditemukan HPV di payudara. Kasus ini mencapai 42 persen dan 4 persen di antaranya HPV aktif yang memicu sel kanker. Di Australia, HPV tipe 16 ditemukan pada paru-paru dan payudara. Ini tipe yang paling ganas,” Andrijono membeberkan.

Memang tidak semua virus HPV menyebabkan kanker mengingat, virus bisa sembuh sendiri jika daya tahan tubuh Anda bagus. Namun apakah Anda dapat menjamin punya daya tahan tubuh prima setiap hari? Untuk mengantisipasi ini, pria-wanita disarankan menjalani vaksinasi HPV mulai usia 11 hingga 45 tahun. Selain itu menjalani pemeriksaan tahunan. Jika dari hasil pemeriksaan medis Anda mengidap HPV tipe 16 jangan langsung panik. 

“Jalani pemeriksaan lagi setahun kemudian. Jika tahun berikutnya, HPV tipe 16 berubah jadi 17, itu namanya infeksi transisi. Jika setahun kemudian dicek masih HPV 16, itu infeksi menetap. Anda harus memantaunya dengan ketat bersama dokter selama 3 bulan ke depan. Jika 3 bulan kemudian masih tipe 16, waspadalah. Bisa jadi virus itu memasuki fase prakanker. Lakukan tindakan medis agar tidak menjadi kanker,” terang Andrijono.

(wyn / gur)
 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait