Jika Pelaku Body Shaming Adalah Orang Tua Sendiri, Harus Bagaimana?

Christiya Dika Handayani | 8 Agustus 2018 | 04:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Body shaming atau mengomentari kekurangan fisik orang lain tanpa sadar sering dilakukan dan membuat individu yang mengalaminya merasa tertekan. Tak hanya dilakukan oleh sesama teman. Namun, beberapa orang mengalami body shaming oleh orang tuanya sendiri.

Ternyata body shaming yang dilakukan orang tua sendiri justru memberi dampak yang paling dahsyat. Hal ini dituturkan oleh psikolog Roslina Verauli, M.Psi., Psi saat menghadiri peluncuran buku yang ditulis istri Ernest Prakasa, Meira Anastasia berjudul Imperfect A Journey To Self Acceptance.

"Orang tua adalah figur paling dekat individu. Hanya dengan figur paling dekatlah kita mampu berbicara di level paling dalam, di level emosional. Itu sebab kita berbicara hal terburuk justru pada orang terdekat bukan pada ke temen yang baru dikenal," ujar Roslina Verauli di kawasan Senayan, Jakarta Pusat.

"Jadi karena kita merasa paling dekat dengan individu tertentu, orang tua juga merasa dekat dengan anak, pernyataan paling menyakitkan ya paling bisa dilakukan oleh orang dekat. Itu sebab dampaknya juga paling dahsyat. Kenapa? Karena sebagai orang dekat kita berharap obrolannya harusnya enggak seperti itu. Seharusnya dia paham saya," lanjutnya.

Lantas apa yang harus dilakukan anak saat mengalami hal tersebut? Roslina Verauli menyarankan untuk terlebih dulu memahami maksud dari pernyataan orang tua dan tidak terburu-buru memasukkan unsur emosional dalam hal tersebut.

"Ketika orang bikin pernyataan, pahami dulu maksudnya ini apa ya, jangan buru-buru memasukkannya unsur emosional ke dalam, tapi pahami apa maksudnya obrolan tadi. Ini maksudnya basa-basi, ini maksudnya sungguh-sungguh, benaran atau ini maksudnya ditujukan ke dirinya sendiri, bukan buat kita, banyak kemungkinan," kata psikolog yang kerap disapa Vera ini.

"Ketika paham bahwa maksudnya apa, Anda menggunakan area rasional dalam diri Anda. Ketika Anda pakai rasional, area emosional menciut. Jadi langkah pertama pikirkan dulu apa maksudnya. Bila perlu tanyakan pada ibu Anda, maksudnya apa sih, Ma?' tanyakan. Ketika Anda paham, Anda jadi mengerti bahwa maksud pernyataan itu untuk Anda kah? untuk diakah? atau aspirasi pribadinya untuk figur ideal yang diharapkan yang sebetulnya tidak ada," pungkas Roslina Verauli.

(dika / wida)

Penulis : Christiya Dika Handayani
Editor: Christiya Dika Handayani
Berita Terkait