Pembunuhan Siswi SMK di Bogor, Polisi Sudah Kantongi Identitas Pelaku

TEMPO | 9 Januari 2019 | 22:50 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Siswi SMK Bogor itu ditemukan tewas di tangga Jalan Riau, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Selasa lalu. Kepolisian Resor Kota Bogor Kota masih terus melakukan pendalaman untuk menyelidiki motif dan menangkap pelaku pembunuhan Andriana Yubelia Noven Cahya, 17 tahun, siswi kelas XII Jurusan Tata Busana Butik SMK Baranangsiang, Bogor itu.

Komisaris Besar Hendri Fiuser, Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Kota mengatakan, pihaknya sudah punya gambaran motif dan pelaku penusukan siswi SMK Baranangsiang hingga tewas. "Sedikit gambaran sudah ada, dan saat ini masih kita dalami motif dan melakukan pengejaran terhadap pelaku pembunuhan," katanya, Rabu, 9 Januari 2019.

Komisaris Besar Hendri Fiuser juga mengungkapkan bahwa identitas pelaku sudah diketahui. Saat ini, pihaknya masih melakukan pengejaran pelaku yang melarikan diri. "Pelakunya berinisial S, dan petugas kami masih melakukan pengejaran," katanya.

Kata Komisaris Besar Hendri Fiuser, berdasarkan pengalaman dan pengungkapan kasus pembunuhan, motifnya tidak jauh akibat dendam dan sakit hati. "Meski belum pasti karena pelakunya masih kita buru, secara umum, kasus pembunuhan biasanya motif karena dendam dan sakit hati," kata dia.

Untuk mengungkap kasus pembunuhan itu pihaknya melakukan beberapa langkah. Salah satunya menggunakan scientific investigation. "Kami terus mendalami kasus ini dengan langkah scientific investigation agar kasus ini terungkap dan pelaku dapat ditangkap," kata dia. Pihaknya untuk sementara sudah memeriksa empat orang saksi untuk diminta keteranganya terkait kasus pembunuhan siswi SMK yang tewas dibunuh saat pulang sekolah itu. "Sudah empat saksi yang kita panggil diperiksa dan diminta keteranganya," kata dia

Saksi yang diperiksa berkaitan dengan pembunuhan siswi SMK Bogor itu adalah Endang Triastuti, guru SMK sekaligus wali kelas korban, seorang karyawan swasta Brian Ammarta Hilma dan dua warga lainya, yakni Ronni Aris dan Lukman.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait