Tak Selalu Maag, Nyeri di Perut Bisa jadi Pertanda Penyakit Gawat

aura.co.id | 23 Februari 2020 | 17:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Anggota keluarga Anda pasti ada yang pernah mengalami sakit perut. Biasanya sakit ini datang dalam bentuk nyeri. Ketika nyeri datang, apa dugaan sementara Anda soal penyakit mereka? Mag mungkin salah satu yang kerap dituding ketika nyeri datang. Sebenarnya, nyeri perut tidak melulu soal mag.

Internis dan gastroenterolog Dr. dr. H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menyebut dua macam nyeri di perut. Nyeri akut tiba-tiba dan nyeri kronis. Nyeri akut pada perut ada macam-macam. Dan seperti halnya demam, nyeri perut sebenarnya pertanda datangnya penyakit lain yang lebih gawat. Apa saja penyakit yang dimulai dengan nyeri perut?
    
Yang Diserang Bukan Hanya Lambung

"Nyeri perut kanan bawah misalnya, dipicu gejala apendisitis alias usus buntu. Nyeri seperti ini biasanya disertai demam. Nyeri di sekitar dan di bawah pusar disebabkan oleh kolitis atau radang usus. Nyeri di sisi kanan atas perut lalu menyebar ke bagian lain termasuk punggung merupakan tanda peradangan kandung empedu atau radang empedu," terang Ari kepada Bintang.

Ada lagi nyeri mendadak di bawah pusar lalu menjalar, bisa jadi karena gangguan usus, infeksi saluran kemih, atau radang panggul. Nyeri mendadak di dekat tulang rusuk bagian bawah yang menjalar ke pangkal paha disebabkan batu ginjal. Jika kondisi ini diperburuk dengan demam, ada kemungkinan ginjal anggota keluarga yang sakit telah terinfeksi.

Nyeri perut di bagian bawah kiri dapat disertai demam, mual, atau muntah, pertanda penyakit Crohn, kolitis, atau masalah usus besar. Jika nyeri disertai diare berdarah atau muntah darah, pertanda pendarahan di usus. Sementara nyeri kronis, nyeri berulang-ulang karena ada sesuatu yang lebih besar misalnya tumor, pankreatitis atau  batu empedu. Patut dicamkan, nyeri di perut tidak selalu menyerang lambung.

"Ingat, perut menaungi banyak organ dalam yakni usus dua belas jari, kerongkongan, kantong empedu dan saluran empedu, liver, pankreas, ginjal, jantung bagian bawah, usus besar, dan usus halus. Itu semua bisa berhubungan satu sama lain," demikian Ari mengingatkan.

Mengingat letaknya berdekatan, berada di area dalam sekaligus vital bagi pencernaan, nyeri ulu hati bisa terjadi karena gangguan di jantung, kantong empedu, pankreas, liver, atau otot di sekitarnya. Jadi nyeri ulu hati pun tidak selalu merongrong lambung.

"Misalnya, salah satu gejala tifus, nyeri perut. Padahal tifus adalah infeksi pada usus halus yang lokasinya di area perut," paparnya panjang.

Penulis : aura.co.id
Editor: aura.co.id
Berita Terkait