Cak Imin Siap Meredam Kekecewaan Ahokers karena Jokowi Pilih Ma'ruf Amin

TEMPO | 14 Agustus 2018 | 22:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Muhaimin Iskandar atau Cak Imin siap meredam kekecewaan Ahokers karena Jokowi memilih Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden untuk pemilihan presiden 2019. Ahokers istilah untuk pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa  ini mengatakan, ada kesalahpahaman antara pihak yang menyebut Ma'ruf Amin anti terhadap kaum non-muslim. "Saya akan berusaha menghentikan kesalahpahaman itu dengan menjelaskan yang sesungguhnya. Kiai Ma'ruf tak beda dengan dengan saya, menghormati kebhinekaan," ujar Cak Imin di kantor PBNU, Jakarta pada Selasa, 14 Agustus 2018.

Ma'ruf Amin memang ulama yang berdiri paling depan menyatakan Ahok menista agama dan menghina ulama dalam kasus Surat Al-Maidah ayat 31. Sementara pendukung Ahok banyak yang mendukung Jokowi karena pernah berpasangan dalam pemilihan gubernur DKI pada 2012.

Kubu Jokowi di pemilihan presiden 2019 punya cara sendiri mengatasi berbagai spekulasi banyaknya pendukung Jokowi yang kecewa karena menjatuhkan pilihan terhadap Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden. Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengatakan, kekecewaan tentu bisa datang dari siapa saja, namun pihaknya akan terus menjalin komunikasi yang baik dengan berbagai pihak. "Jangankan orang di luar, di dalam partai pun barangkali ada kecewa," ujar Arsul, Minggu, 12 Agustus 2018.

Soal ini, Arsul mengatakan, menjadi pembahasan dalam koalisi. "Itulah yang kemudian kita musyawarahkan, kita menyiapkan langkah mitigasi," ujar Arsul. Di antaranya, lanjut dia, koalisi akan menyiapkan program yang harus memenuhi harapan dari semua kelompok masyarakat, kelompok umur, dan kelompok basis massa. "Itu yang sedang kita rumuskan, kita clustering untuk memenuhi itu tadi," ujar Arsul.

Sementara Djayadi Hanan, pengamat politik dari Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) berpendapat, ada potensi pendukung Jokowi mengalihkan dukungan ke Prabowo atau memilih golput karena faktor cawapres yang dipilih Jokowi.

Djayadi mengatakan, pendukung atau kelompok yang kecewa diperkirakan merupakan pemilih yang berasal dari masyarakat menengah di kota serta pemilih yang berpendidikan tinggi. Termasuk juga, katanya, adalah pemilih dari kelompok pluralisme yang selama ini menjadi pendukung mayoritas Jokowi. "Ini seharusnya menjadi warning negatif bagi Jokowi," ujar Djayadi, Minggu, 12 Agustus 2018.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait