Taruna Tewas Dianiaya, Pihak Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Mengaku Kecolongan

TEMPO | 11 Januari 2017 | 18:20 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Staf Hubungan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Nancy Lumbanbatu mengatakan kekerasan yang terjadi terhadap taruna STIP hingga mengakibatkan korban meninggal tidak hanya terjadi saat ini.

Kejadian kekerasan yang menimpa taruna STIP Amirulloh Adityas Putra, juga pernah terjadi pada taruna lain.

“Ada kejadian serupa di kampus, itu tahun 2008,” kata dia saat dihubungi Tempo, Rabu, 11 Januari 2017.

Nancy mengatakan bahwa pihaknya kecolongan sehingga mengakibatkan nyawa taruna STIP melayang.

Saat itu, belum ada tim investigasi yang dibentuk. Ia mengaku tidak mengingat kronologi kejadian kekerasan yang dilakukan sesama taruna STIP pada 2008.

Pada Selasa, 10 Januari 2017, Amirulloh tewas di dalam asrama sekitar pukul 22.30. Taruna STIP Jurusan Nautika semester I angkatan 2016 itu tewas karena dianiaya.

Korban dipukuli empat terduga pelaku, yakni Sisko Mataheru, 19 tahun, Willy Hasiholan 20 tahun, Iswanto 21 tahun, dan Akbar Ramadhan 19 tahun. Mereka memukuli Amirulloh berulang kali hingga korban tak sadarkan diri.

Nancy membantah bahwa pengawasan di STIP lemah sehingga kejadian kekerasan terulang.

“Pengawasan penuh, bentuknya tidak hanya melibatkan perwira tinggi STIP juga melibatkan personel TNI dan Polri,” kata Nancy.

Dengan kejadian tersebut, pihak STIP kini membentuk tim investigasi untuk mengungkap penyebab kematian Amirulloh.

Sementara itu Kepala Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara Komisaris Sungkono mengatakan pelaku menganiaya korban dengan memukul perut, dada, dan ulu hati menggunakan tangan kosong.

Ia mengatakan sampai saat ini, pihaknya masih memeriksa pelaku dan sejumlah saksi. Sungkono membenarkan bahwa kejadian kekerasan hingga menewaskan taruna tidak hanya terjadi satu kali. Ia mengatakan sebelumnya penganiayaan di sekolah tersebut terjadi pada 2012 dan 2013.

 

TEMPO.CO

 

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait