Peran Penting Ir Ciputra dalam Perjalanan Tabloid Bintang Indonesia

Redaksi | 28 November 2019 | 13:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Selain properti, Ir Ciputra, pendiri Ciputra Group yang meninggal dunia pada Rabu, 27 November 2019 di usia 88 tahun, juga punya ketertarikan pada bisnis media. Ir. Ciputra ikut membidani kelahiran beberapa media cetak besar di Indonesia, termasuk tabloid Bintang Indonesia pada 1991. Di bawah bimbingan Ir. Ciputra, beberapa reporter muda menerbitkan tabloid Bintang Indonesia. Ketika itu Ir Ciputra, yang bermitra dengan dua pengusaha lain, aktif dalam rapat persiapan kelahiran tabloid Bintang. Juga setelah tabloid Bintang terbit, yang ternyata tak langsung meraih sukses seperti yang diharapkan, Ir Ciputra tak lantas menyerah. Pak Ci, begitu kami memanggilnya, justru mendorong dan terus memotivasi tim untuk berjuang, melakukan berbagai terobosan yang diperlukan untuk bisa survive. 

Setelah Tabloid Bintang mulai agak stabil, tim redaksi mengusulkan menerbitkan tabloid lain. Dengan berbagai pertimbangan, tim mengusulkan membuat tabloid anak. Konsep pun dirumuskan, nama yang tepat mulai dicari. Semua tim yang terlibat mengusulkan nama yang cocok untuk tabloid anak yang akan diterbitkan. Ada banyak sekali usulan nama. Tapi setelah bertemu, Pak Ci dengan santai bilang, "Kenapa tidak pakai nama Fantasi saja?" Ya, kenapa tidak? Fantasi, sepertinya ini ada kaitan dengan Dunia Fantasi Ancol yang juga merupakan salah satu karyanya. Jadilah tabloid anak yang diterbitkan Grup Bintang Indonesia bernama Fantasi.

Setelah merekrut Arswendo Atmowiloto sebagai konsultan, grup Bintang Indonesia yang kemudian sepenuhnya dimiliki Ciputra Group, terus berkembang. Grup ini menerbitkan Tabloid Bintang Indonesia, Fantasi, Dangdut, Aura, Bintang Home, Urban, dan Home Living. Meski belakangan tak lagi terlibat secara aktif, setiap kali ada masalah Ir Ciputra akan datang menemui karyawan untuk memberikan dorongan motivasi. Jika dirasa perlu untuk terjun langsung bicara dengan pengiklan dan agen, Pak Ci sama sekali tidak keberatan. Di akhir tahun 90-an ketika Bintang mengalami guncangan hebat, Pak Ci bahkan tak segan berbicara secara langsung dalam pertemuan dengan para agen atau pengiklan yang sengaja kami undang.

Sekali waktu Pak Ci membuat kaget banyak karyawan. Mungkin beliau mendengar banyak karyawan tabloid Bintang yang masih ada di kantor di hari Minggu setelah deadline. Tiba-tiba Pak Ci muncul di kantor, menyetir mobil sendiri, memakai kaos dan celana pendek. Kami yang masih ada di kantor kebingungan apa yang harus dilakukan. Ternyata Pak Ci hanya datang, ngobrol ringan dengan semua karyawan yang ada. Tak ada hal khusus. Setelah berbincang, Pak Ci pamit pulang. Seperti biasa, usai rapat atau pertemuan, Pak Ci punya kebiasaan menyemati karyawannya. "Oke, semangat terus ya, optimis," kata Pak Ci, katanya sambil tersenyum.

Dalam setiap rapat, selain bicara soal teknis pekerjaan atau urusan bisnis, Pak Ci sering menyelipakan nasihat tentang kebijaksanaan, dalam bisnis juga dalam kehidupan sehari-hari. Soal kejujuran, tidak melanggar aturan hukum dan agama, salah satu hal yang sering ditekankan dalam setiap kesempatan. Inovasi juga hal lain, dan ini seolah sudah menyatu dalam spirit bisnis Ir Ciputra. Setiap kali ada buku bagus, atau kisah tokoh bisnis yang meraih pencapaian gemilang, Pak Ci akan memerintahkan karyawannya untuk membaca dan lalu dilanjutkan dengan pelatihan. Kisah sukses Jack Welch, CEO General Eelectrik periode 1981-2001, misalnya, salah satu topik yang pernah jadi perbincangan hampir seluruh karyawan Ciputra Group. Ir Ciputra tampaknya sangat terkesan dengan pencapaian Jack Welch saat memimpin General Eelctric, dan dia ingin itu menjadi inspirasi anak buahnya. Tak hanya kisah Jack Welch, hampir setiap kali ada buku bagus di Ciputra Group akan ada pelatihan atau seminar seputar buku itu.

Selain visi, inovasi, ketajaman melihat peluang bisnis, kepercayaan diri dan keberanian mengambil risiko tampaknya faktor lain yang berperan besar dalam sukses karier Ir Ciputra. Pak Ci berani mengambil risiko menerbitkan tabloid Bintang, yang digawangi para reporter muda yang baru dikenalnya. Proyek-proyek besar di Ciputra Group mungkin tak akan pernah terwujud tanpa keberanian Ir Ciputra mengambil risiko. Tapi dari mana datangnya keberanian mengambil risiko seperti yang dimiliki Ir Ciputra? Mungkin itu salah satu berkat yang diberikan Tuhan.

Selamat jalan, Pak Ci. Damailah di sisiNya.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait