Sinemart dan MD Entertainment: Kompak Andalkan Resep Lama di Rumah Baru

Panditio Rayendra | 17 Februari 2017 | 21:15 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - PETA persaingan stasiun TV swasta Indonesia mengalami perubahan di tahun 2017.

Rumah produksi SinemArt, yang sejak tahun 2007 hanya membuat sinetron untuk RCTI, memutuskan hengkang dan bersinergi dengan SCTV. Sementara MD Entertainment, yang seluruh sinetron, FTV dan animasinya tayang di MNCTV sejak 2011, kini berpartner dengan Trans TV.

Kerjasama eksklusif antara SinemArt dan RCTI selama satu dekade telah menghasilkan banyak kenangan manis. Judul seperti Intan, Kemilau Cinta Kamila, Putri yang Ditukar hingga Anak Jalanan sangat populer dan memuncaki rating pada masa tayangnya. Sinetron terpanjang di Indonesia, Tukang Bubur Naik Haji: The Series yang membukukan 2180 episode, sejatinya masih stabil di 5 besar saat 'dipaksa' tamat.

Sedangkan kolaborasi MD Entertainment dan MNCTV, mengalami naik turun. Sinetron Tendangan Si Madun dan Raden Kian Santang boleh dibilang paling perform. Namun di tahun 2015, beberapa judul terpaksa dibungkus kurang dari sebulan masa tayang. Sinetron terakhir MD di MNCTV, Senandung Season 2, gagal mengulang sukses season pertama.

RCTI yang ditinggalkan SinemArt, sejauh ini masih berjaya di primetime. Tiga sinetron primetime buatan MNC Pictures: Dunia Terbalik, Cinta dari Surga dan Tukang Ojek Pengkolan sejauh ini stabil di lima besar. Sementara MNCTV, sempat berjaya dengan serial Filipina, namun belakangan kembali lesu. Demikian pula sinetron seperti Kampung Kendang dan Aadeci: Ayu Anak Depok City yang ratingnya tak terlihat di 10 besar.

Lalu bagaimana dengan peluang SCTV dan Trans TV yang segera menayangkan, masing-masing sinetron milik SinemArt dan MD?

Dilihat dari deretan pemain dan tema, judul-judul yang tayang di SCTV merupakan 'turunan' produk SinemArt di RCTI. Citra Kirana, Latief Sitepu dan beberapa pemain sinetron Tukang Bubur Naik Haji, migrasi ke Orang-orang Kampung Duku yang bergenre komedi. Pemain inti Anugerah Cinta seperti Irish Bella, Giorgino Abraham dan Angela Gilsha, masuk ke Berkah Cinta, yang mengusung konsep melodrama. Sementara mayoritas pemain Anak Jalanan, bermain di sinetron Anak Langit yang masih mengusung kisah anak motor.

Hal yang sama diterapkan MD Entertainment untuk slot di Trans TV yang diberi nama Sinetrans. MD Entertainment memilih untuk membuat ulang sinetron MD era 2000-an yang populer, yaitu Malin Kundang dan Bawang Merah Bawang Putih. Sinetron Harapan Cinta, juga tak lepas dari bayang-bayang Senandung yang sama-sama memasang Hengky Kurniawan dan Siti Badriah sebagai pemeran utama.

Dari balik layar, 3 sinetron SinemArt di SCTV kembali ditulis Hilman Hariwijaya (yang membidani Anak Jalanan, Catatan Hati Seorang Istri). Demikian pula beberapa sinetron MD yang ditulis Dono Indarto (Mimpi Manis, Azizah, Fathiyah).

Ditanya soal kemiripan pemain dan genre sinetron SinemArt di SCTV dengan RCTI dulu, pihak SCTV memiliki alasan. "Industri TV dinamis. Kami cari tren yang paling pas. Kami berusaha mencari sesuatu yang baru, tapi tren yang sudah kuat kami nggak mau hilangkan," jelas David Suwarto, Deputy Director Programming SCTV.

Jika dilihat dari promo, terlihat baik sinetron SCTV dan Trans TV hendak menonjolkan pemain muda dan terkenal. SCTV punya Natasha Wilona, Rizky Nazar, Ammar Zoni, Ranty Maria, Citra Kirana, Irish Bella, Giorgino Abraham dan banyak lagi. Sementara MD Entertainment mengusung Prilly Latuconsina, Sandra Dewi, dan Naysilla Mirdad.

Padahal, pemain tidak lagi jadi jaminan sukses sebuah tayangan. Lihat saja strategi RCTI yang menayangkan Dunia Terbalik dengan tema suami-suami yang menjadi 'ibu rumah tangga', ternyata mampu memuncaki rating meski tanpa jajaran "raja dan ratu sinetron". Cinta dari Surga, yang memasang Melayu Nicole Hall sebagai pemeran utama - pertama kali bermain sinetron stripping, nyatanya mampu membuat sinetron ini stabil di tiga besar.

Mundur ke tahun 2014, Ganteng Ganteng Serigala langsung mendominasi rating karena tema fantasi remaja saat itu belum ada. Pemainnya, kecuali Ricky Harun, belum populer. Malah sinetron tersebut mengantar Aliando Syarief dan Prilly Latuconsina menjadi idola baru. Terlepas eksekusinya yang kerap di bawah standar (suara kru masuk, lupa memasukkan animasi atau green screen bocor), Ganteng Ganteng Serigala yang diproduksi Amanah Surga Productions mampu bertahan 1,5 tahun.

Memang, faktor pemain terkenal memiliki daya tarik agar penonton mengintip episode pertama. Namun jika ceritanya tak menarik, penonton bisa langsung beralih. Jumlah follower artis di media sosial tak bisa dijadikan patokan. Sementara sinetron yang tak memakai pemain terkenal, jika ceritanya menarik, lebih bisa meraup rating, ini terbukti pada Dunia Terbalik dan Cinta dari Surga.

Jika ditengok dari peringkat TV saat ini, SCTV yang masih bertengger di 4 besar berpotensi lebih cepat naik ketimbang Trans TV yang terlempar dari 6 besar. SCTV, meski ratingnya tak membanggakan, selama ini konsisten menayangkan sinetron di primetime. Tidak terlalu sulit bagi penikmat sinetron SCTV beradaptasi dengan wajah-wajah baru, karena jenis tayangannya mirip.
Sementara Trans TV, selama setahun ini konsisten menayangkan film impor saat primetime lewat slot Bioskop Trans TV. Perlu usaha lebih untuk mengajak penonton sinetron pindah channel, apalagi membuat penikmat film impor tetap bertahan di Trans TV pasca primetime-nya diisi sinetron.

(ray/ray)

Penulis : Panditio Rayendra
Editor: Panditio Rayendra
Berita Terkait