Penggemar Menolak Konser Hologram Whitney Houston

Hari Murtono | 24 Mei 2019 | 07:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kematian diva dunia Whitney Houston pada 2012 tak mengurangi kecintaan penggemar pada sang legenda. Bahkan karya Whitney masih memiliki banyak pendengar lewat berbagai platform musik.

Hal itu rupanya menimbulkan ide bagi pelaksana yayasan Whitney untuk membuat proyek besar perdana mereka sejak kematian sang diva.Pat Houston mengatakan kepada New York Times bahwa proyek yang sudah dalam pengembangan, adalah tur hologram Whitney.

Konser tersebut akan menampilkan hits Houston, termasuk “I Wanna Dance With Somebody” dan “The Greatest Love of All”. Rencananya konser juga akan didukung oleh band asli yang biasa mengiringi Whitney dan penyanyi latar, termasuk dukungan saudara tirinya Whitney, Gary yang juga adalah suami Pat.

Konser hologram dari penyanyi yang meninggal umumnya tidak diterima dengan baik dan kali ini tidak jauh berbeda. Penggemar Houston dengan cepat menolak gagasan itu dan ramai-ramai mencegah konser tersebut terjadi lewat gerakan di Twitter. "Seseorang mencoba untuk mendapatkan koin mereka," tulis seorang penggemar. Yang lain juga memberi dukungan. “Saya mencintai Whitney. Selalu Dan akan selalu. Kalau Ada karya baru dirilis? Ya boleh. Tur hologram? Tidak,” tegasnya.

Dalam wawancara dengan New York Times, Pat mengatakan pihak Whitney telah banyak menerima tawaran perjanjian hiburan, termasuk sebuah museum. Dia menolak segalanya sebelum ide hologram tur datang. Proyek lain yang sedang diusahakan adalah album dari lagu yang belum dirilis dan kemungkinan musikal Broadway.

"Semuanya soal waktu saja," kata Pat kepada NYT. “Sudah cukup kami bersedih selama tujuh tahun terakhir. Sekarang ini adalah saat yang tepat,” harap Pat.

Pat baru-baru ini menandatangani kesepakatan dengan penerbitan musik Wave Primer untuk membangun kembali bisnis Whitney Houston, yang terpukul di tengah pemberitaan publiknya. Sebagai bagian dari kesepakatan baru ini, perusahaan mengakuisisi 50 persen dari aset yayasan, mulai mendapat untung dari royalti dari musiknya, merchandising dan hak untuk mengeksploitasi nama dan sejenisnya.

(hari/ari)

Penulis : Hari Murtono
Editor: Hari Murtono
Berita Terkait