(RESENSI FILM) The Post : Bagus, tapi Tak Sesuai dengan Agenda Juri Oscar

Wayan Diananto | 3 Maret 2018 | 06:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sekretaris Departemen Pertahanan AS menyebut, eksistensi militer AS dalam Perang Vietnam (1966) tidak memberi harapan akan kebaikan.

Menindaklanjuti ujaran itu, Daniel Ellsberg (Matthew) menggunakan akses yang dimiliki untuk menguak dokumen sensitif dan sangat rahasia milik AS terkait Perang Vietnam. Dokumen itu dibocorkan kepada reporter Harian The New York Times dan menjadi kepala berita keesokan harinya.

Berita The New York Times menampar wajah pemerintahan Presiden Nixon; pemilik Harian The Washington Post, Kay Graham (Meryl); dan rekan Kay, Ben Bradlee (Tom). Tak mau kalah, Ben meminta anak buahnya mencari Daniel. Anak buah Ben, Ben Bagdikian (Bob), berhasil menemui Daniel.

Sebanyak 4.000 lembar dokumen tak berurutan seputar Perang Vietnam didapat. Ben dan tim hanya punya waktu 8 jam untuk menyusun dokumen dan mengolahnya menjadi kepala berita.

The Post, potret kegaduhan redaksi harian lokal yang meraih popularitas lewat kerja keras para stafnya. Ini salah satu film terbaik tahun 2017. Rahasianya, terletak pada kejelian Steven dalam menyusun kronologi kejadian dari dua jenis kecolongan. Pertama, AS kecolongan dokumen sensitif. Kedua, The Washington Post kalah cepat membangun koneksi dengan orang dalam pemerintahan sehingga dokumen berharga itu jatuh ke tangan koran tetangga. 

Pemerintah AS bukannya mengakui kesalahan, malah menuntut balik The New York Times. Mereka lupa pers tak selamanya bisa dibungkam dan publik tak selamanya mau menutup mata atas ribuan tentara yang berkorban nyawa akibat perang. Sementara The Washington Post terus menata potongan teka-teki dan berhasil menggerakkan koran-koran lain untuk menyuarakan keresahan akibat perang. Usaha pemerintah menemui kegagalan. The Washington Post sebaliknya. 

Kegeniusan Steven lainnya, berhasil membangun ketegangan meski film ini bukan thriller. Adu argumen antara Kay dan Ben, kegentingan di ruang redaksi dan percetakan membuat penonton ikut senewen. Meryl tampil prima. Ekspresinya dalam meladeni ulah Ben, tangisnya di kamar cucu, hingga keputusannya membuat perlawanan adalah daya tarik yang sulit ditepis.

The Post layak dinominasikan untuk Film, Sutradara, Pemeran Utama Pria, Pemeran Utama Wanita, Naskah Adaptasi, dan Penyuntingan Terbaik. Lalu mengapa Oscar hanya memberinya dua nominasi? Anda harus tahu, Oscar tidak se-fun dulu. Juri Oscar selalu punya agenda. Agenda Oscar tahun ini, membela perempuan mengingat skandal pelecehan seksual sepanjang 2017 mencoreng muka Hollywood. Oscar hendak menghapus aib itu dengan memenangkan film bertema perempuan. 

Ndilalah, ada tiga film yang pas dengan agenda Oscar yakni Three Billboards Outside Ebbing Missouri, Ladybird, dan The Shape of Water. Karenanya dalam penerawangan kami, The Post tak akan mendapat 1 Oscar pun. Juri Oscar cenderung menyukai hal baru. Film bertema fungsi media sudah pernah menjadi Film Terbaik dua tahun lalu, Spotlight.

Pemain : Meryl Streep, Tom Hanks, Bob Odenkirk, Matthew Rhys, Bruce Greenwood

Produser : Kristie M. Krieger, Amy Pascal, Steven Spielberg

Sutradara : Steven Spielberg

Penulis : Liz Hannah, Josh Singer

Produksi : DreamWorks, Amblin Entertainment

Durasi : 1 jam, 56 menit

(wyn / gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait