5 Hal yang Harus Dilakukan jika Pasangan Divonis Punya Masalah Kesehatan Reproduksi

Rizki Adis Abeba | 3 Juli 2019 | 04:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Salah satu tujuan pernikahan, melanjutkan keturunan. Saat dokter menyatakan pasangan Anda mengalami masalah kesehatan reproduksi sehingga sulit memperoleh keturunan, psikis dan emosinya bisa jadi terguncang. Jika tidak disikapi dengan bijak, keharmonisan rumah tangga bisa terancam.

Dalam survei yang dilansir situs Healthy Women, satu dari empat wanita mengaku isu soal ketidaksuburan memberi pengaruh negatif dalam rumah tangga mereka. Ketika pernikahan dihadapkan pada masalah sulit mendapat momongan, ada tendensi pasangan akan fokus pada siapa yang harus disalahkan. Akibatnya, salah satu pihak akan merasa inferior, yang lain merasa superior.

Satu pihak kecewa, sementara pihak lain merasa bersalah. Jika tidak dikomunikasikan dengan jernih, kondisi ini bisa menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja. Agar obrolan seputar kesuburan menemukan titik terang, cobalah melakukan 5 hal berikut ini:

Bicarakan dalam suasana tenang

“(Mungkin) membingkai ulang percakapan soal masalah kesuburan bisa dijadikan langkah awal. Menyalahkan diri sendiri, perasaan bersalah, dan malu akan memainkan peranan besar dalam diri mereka yang tengah bergulat dengan masalah ketidaksuburan,” ungkap Direktur Medis Rumah Sakit Progyny, New York, AS, Dr. Alan B. Copperman. Menurutnya, membahas masalah kesuburan dengan suasana sedih sangat tidak dianjurkan. Ketahuilah langkah apa saja yang dibutuhkan untuk memulai percakapan yang sehat, terbuka, serta jujur dengan pasangan ketika Anda dan si dia siap.

Mencari fakta

Jangan berbicara tanpa fakta dan informasi mumpuni. “Kebanyakan pria dan wanita tidak benar-benar paham soal fakta-fakta kesuburan,” beri tahu Kepala Pengembangan Pelayanan Pasien di Rumah Sakit Progyny, Dr. Georgia Witkin. Ketika pernikahan yang sudah berjalan lama tidak kunjung dikaruniai momongan, jangan buru-buru mencari kambing hitam. Konsultasikan ke dokter dulu. Witkin mengingatkan, sangat penting untuk mempelajari tingkat ketidaksuburan dan variasi pengobatannya. Konsultasi dengan dokter memungkinkan Anda mendapat fakta yang lebih akurat, saran, dan solusi.

Jadilah tim

Omong-omong soal keturunan, Anda harus menekankan bahwa memiliki keturunan adalah hasil kerja tim. Saat tim Anda belum berhasil mendapat apa yang diinginkan, yang harus diperbaiki adalah tim, bukan perorangan. “Diskusikan masalah ini dengan menggunakan kata kita. Bukan kamu atau saya sehingga Anda akan merasa sebagai sebuah tim,” Witkin menjelaskan. Hal ini akan membuat Anda dan pasangan sadar bahwa masalah ini harus dihadapi bersama.

Jangan merahasiakan sesuatu

Menyembunyikan sesuatu dari pasangan hanya akan menambah masalah rumah tangga. “Menyimpan rahasia dan membuat asumsi sendiri akan menyabotase kepercayaan, bahkan dalam hubungan yang sangat kuat sekalipun,” Copperman mewanti-wanti. Bicaralah secara terbuka dan jujur tentang apa yang terjadi pada diri Anda. “Makin cepat memulai diskusi dengan pasangan, akan makin baik perasaan Anda karena Anda tidak lagi menyembunyikan rahasia tentang masalah apapun termasuk kesuburan darinya,” beri tahu terapis keluarga dan pernikahan berlisensi asal New York, AS, Heidi McBain, MA.

Carilah bantuan

Setelah membicarakan masalah ini bersama pasangan, jangan segan mencari bantuan ke pihak ketiga. “Saya merekomendasikan agar pasangan tidak saling menghakimi. Selain itu, carilah bantuan dari profseional sembari tetap menjalin dialog terbuka satu sama lain,” nasihat Copperman. Anda bisa mencari bantuan ke dokter kandungan, menjalani konseling pernikahan, atau meminta dukungan dari keluarga maupun kerabat. “Minta bantuan dari profesional bukan berarti Anda dan pasangan gagal menemukan solusi. Ini berarti Anda berhasil menjadi tim yang jujur dan proaktif dalam mencapai tujuan bersama,” tutup McBain.

(riz)

Penulis : Rizki Adis Abeba
Editor: Rizki Adis Abeba
Berita Terkait