Anak Menunjukkan Gejala Autisme, Apa yang Orang Tua Harus Dilakukan?

Rizki Adis Abeba | 20 Mei 2019 | 23:30 WIB

Gejala autisme pada bayi bisa dikenali sejak mereka berusia enam hingga 12 bulan. Gejala tersebut bisa dilihat antara lain dari keengganan anak berinterkasi, tidak adanya upaya berkomunikasi, dan tidak adanya gestur sederhana yang biasa ditunjukkan bayi seperti tertawa, melambaikan tangan, atau mengedipkan mata ketika diminta.

Perlu dipahami bahwa gejala-gejala tersebut tidak membuktikan bahwa seorang anak mengidap autisme, namun membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut yang didasarkan atas munculnya gejala-gejala tersebut untuk menegakkan diagnosa autisme pada anak.

TABLOIDBINTANG.COM - “Itu adalah hal-hal yang perlu diketahui untuk menentukan apakah dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut terhadap sang bayi,” kata Mandi Silverman, PsyD, MBA, Direktur Senior di Pusat Autisme di the Child Mind Institute, organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk membantu orang tua yang mempunyai anak dengan gangguan kesehatan mental dan gangguan tumbuh kembang.

Lantas apa yang harus dilakukan jika anak menunjukkan satu atau lebih gejala-gejala autisme? Thomas Frazier, PhD, psikolog klinis, peneliti autisme, dan kepala peneliti di organisasi Autism Speaks menyarankan agar Anda segera berkonsultasi dengan dokter anak. Ketika Anda datang dengan membawa informasi mengenai gejala-gejala autisme yang muncul secara konsisten, maka dokter akan mengevaluasi dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan.

“Kami memiliki bukti yang menunjukkan semakin cepat Anda bisa mendapatkan diagnosa, semakin cepat pula Anda dapat melakukan penanganan dan intervensi pada perkembangan dan perilaku anak, ”kata Thomas Frazier. Orang tua perlu bekerja sama dengan tenaga profesional dalam memberikan terapi dan intervensi dini yang tepat pada anak yang didiagnosa mengalami autisme.

Intervensi dini dimaksudkan membantu bayi Anda mengatasi gejala autisnya dan bahkan mungkin menyembuhkannya. Seiring bertambahnya usia anak Anda, intervensi mungkin termasuk terapi wicara, terapi okupasi, konseling kesehatan mental, dan apa pun yang menurut para ahli akan membantu anak Anda berkembang. Tujuan utamanya adalah “Membuat gejala lebih mudah dikelola dan meningkatkan kualitas kehidupan anak semaksimal mungkin," kata Mandi Silverman.

(riz/bin)

Penulis : Rizki Adis Abeba
Editor: Rizki Adis Abeba
Berita Terkait