5 Pertanda Anda Adalah Wanita yang Penuh Drama

Rizki Adis Abeba | 17 September 2019 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kebanyakan orang beranggapan, adrenaline junkie atau pencandu adrenalin identik dengan kaum pria. Sebab, kaum pria menyukai momen ketika hormon adrenalin mengalir dalam tubuh dan menciptakan sensasi tertentu, dengan cara melakukan kegiatan atau olahraga ekstrem. Misalnya dengan bermain roller coaster dan bungee jumping atau memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi.

Ternyata, wanita juga bisa menjadi pencandu adrenalin dalam bentuk berbeda. Jika pria memanifestasikan kecanduan ini dalam bentuk menaklukkan tantangan, kebanyakan wanita “menikmati” adrenalin dengan cara mencemplungkan diri ke dalam masalah. Ya, pencandu adrenalin bisa juga tampil sebagai seseorang yang—tanpa disadari—menikmati stres. Seperti saat Anda mengalami sesuatu yang menyerempet bahaya, ketika stres melanda, tubuh juga mengeluarkan hormon adrenalin dan kortisol. Kemunculan dua hormon itu lewat kondisi stres rupanya memberi perasaan mencandu.

Jill P. Weber, PhD, psikolog klinis dewasa asal Washington DC, AS, mengakui, banyak pasien wanitanya datang dengan keluhan merasa diri mereka terlalu dramatis. Mereka mereka menyebut diri “drama queen” atau ratu drama. Menurut Weber, jika dibiarkan, para drama queen rentan mengalami depresi karena mereka senang menumpuk stres dan memperbesar masalah.

Weber juga menyebut wanita remaja dan dewasa adalah kelompok yang dua kali lipat lebih banyak menunjukkan gejala depresi dibanding remaja dan pria dewasa. “Wanita umumnya mulai merasa mengalami masalah serius dalam hidup mereka sejak usia 13 tahun dan masalah akan terus meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia mereka,” kata Weber.

Gejala drama queen terkadang tidak disadari. Coba ingat kembali, jika tanda-tanda berikut pernah atau sering Anda rasakan, bisa jadi Anda termasuk drama queen.

1. Terus mengkhawatirkan kemungkinan buruk

Anda terus-menerus memikirkan, “Bagaimana kalau nanti….” Anda takut apa yang terjadi di masa mendatang tidak sesuai yang diinginkan. Terus mengkhawatirkan hal-hal yang belum terjadi dan tidak pasti akan terjadi merupakan salah satu sinyal Anda kecanduan stres. Membuat rencana jangka panjang baik, tapi bersikaplah fleksibel dan bersiaplah terhadap segala kemungkinan yang terjadi. Semakin Anda mengkhawatirkan sesuatu—yang juga belum pasti akan terjadi—semakin tinggi tingkat stres. Berarti semakin berkurang waktu Anda untuk menikmati momen saat ini.

2. Selalu merasa salah

Anda selalu merasa, apa pun pilihan dan keputusan yang Anda ambil bukanlah yang terbaik. “Seharusnya saya tidak begini…,” “Andaikan saya memilih jalan itu….” Selalu saja ada penyesalan dalam hati. Hei, semua keputusan pasti menimbulkan risiko! Hanya saja, Anda selalu memandang persoalan dari sisi terburuk saja.

3. Baru bekerja saat waktu sudah mendesak

Anda sering nyaris terlambat menyelesaikan tugas, mengerjakan sesuatu saat waktu sudah mendesak, dan lebih suka bekerja secara acak daripada membuat jadwal teratur. Anda baru bisa berpikir dengan cepat jika pekerjaan digarap menjelang tenggat waktu, yang berarti tekanannya semakin tinggi. Ini sebabnya, tak peduli sepanjang apa pun waktu yang diberikan untuk menyelesaikan pekerjaan, pada akhirnya Anda tetap akan bekerja dalam kondisi panik dan stres.

4. Gelisah jika tidak ada yang dikerjakan

Anda tak bisa menikmati detik demi detik tanpa melakukan apa pun. Anda gusar ketika harus menunggu pesanan minuman selama 5 menit. Anda cemas ketika pintu lift kantor tak kunjung terbuka. Lalu Anda menghabiskan waktu untuk memikirkan masalah-masalah yang tidak ada. Para pencandu drama tidak menikmati waktu berlalu dengan santai.

5. Senang menciptakan masalah

Seorang ratu drama akan selalu berusaha keras mencari alasan untuk menciptakan drama, bahkan meski kehidupan mereka baik-baik saja. Misalnya, mereka bisa sedih hanya karena foto atau status di medsos tidak mendapat tanda "suka" dari teman. Atau, “Kenapa pesan singkatku belum juga dibalas? Dia marah atau mungkin dia sedang pergi bersama wanita lain? Aduh, apa yang harus kulakukan?” Perkara pesan singkat telat dibalas beberapa menit meruntuhkan dunia. Please, deh!

(riz)

Penulis : Rizki Adis Abeba
Editor: Rizki Adis Abeba
Berita Terkait