Pelaminan Berhiaskan Benang Emas, Inspirasi Dari Kawasan Aceh Pesisir

Panditio Rayendra | 3 Oktober 2019 | 05:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Indonesia yang kaya akan budaya memiliki beragam ritual pernikahan dengan aksesori sarat makna. Salah satunya datang dari provinsi paling Barat Indonesi, Aceh. Seperti diketahui, Aceh yang memiliki penduduk lebih dari 4,5 juta jiwa ini terdiri 12 suku. Salah satunya suku Aneuk Jamee yang tinggal pesisir Aceh Selatan. Hal itu diungkap oleh pemilik dekorasi Cut Marlyn, yakni Cut Yunisa Yoesoef dalam gelar wicara Gebyar Pernikahan Indonesia ke-12 di Balai Kartini Jakarta, belum lama ini.


“Untuk melengkapi kemegahan dan kemewahan prosesi pernikahan Aceh, kami mempersembahkan pesona dekorasi pelaminan dari wilayah pesisir, yaitu wilayah Tapak Tuan – Aceh Selatan. Pelaminan ini biasanya terletak di depan kamar pengantin yang dihiasi beberapa sulaman benang emas dan hiasan yang digantung. Hiasan ini mengandung unsur yang bernapaskan Islam dan sarat makna, pesan serta doa untuk kedua mempelai,” ungkap Cut Yunisa kepada tabloidbintang.com.


Pernikahan Aceh yang sarat makna lantas diusung Parakrama Organizer, Badan Penghubung Pemerintah Aceh dan Himpunan Perusahaan Penata Acara Pernikahan Indonesia (Hastana Indonesia), dalam Gebyar Pernikahan Indonesia ke-12. Pergelaran ini dihelat selama tiga hari, tanggal 4 hingga 6 Oktober 2019 di Kartika Expo, Balai Kartini Jakarta. Hari Jumat acara dimulai jam 12 siang hingga 11 malam. Khusus Sabtu dan Minggu dimulai jam 10 pagi hingga 10 malam.


Direktur Utama Parakrama Organizer, Arief Rachman, menjelaskan, industri pernikahan tradisional di Indonesia masih menjanjikan, di tengah gelombang budaya Barat yang besar. Antusiasme keluarga calon pengantin untuk menikah sesuai adat masih tinggi. “Ini tampak dari animo pengunjung Gebyar Pernikahan Indonesia yang selalu penuh dari waktu ke waktu. Target kami tahun ini, menyerap lebih dari 19 ribu pengunjung atau naik 15 persen dari Juni lalu. Kami harap menghasilkan transaksi lebih dari 70 miliar selama 3 hari,” beber Arief.

 

 

Penulis : Panditio Rayendra
Editor: Panditio Rayendra
Berita Terkait