Demo di Asian Games 2018, Pengemudi Ojek Online Siap dengan Segala Risiko

TEMPO | 20 Juli 2018 | 08:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Ribuan pengemudi ojek online yang tergabung dalam Gerakan Aksi Roda Dua atau Garda siap dengan segala risiko saat unjuk rasa di hari pembukaan Asian Games 2018.

"Kami sudah hitung semuanya dan sudah siap. Kalau memang ada tindakan represif, kami sudah siap kalau harus berdarah sekalipun," ujar anggota presidium Garda, Danny Stefanus saat ditemui Tempo di markas Garda, Sumur Batu, Jakarta Pusat pada Senin, 16 Juli 2018.

Menurut Danny, para pengemudi ojek online (ojol)  telah sepakat untuk bertahan dalam demonstrasi tersebut hingga tuntutannya diterima. Mereka menuntut pihak aplikator, yaitu Gojek dan Grab mengembalikan tarif menjadi Rp 3.000 per kilometer (km).

Saat ini, tarif yang ditetapkan oleh perusahaan aplikasi berkisar antara Rp 1.200-Rp 1.600 per km. Selain itu, mereka juga meminta pemerintah agar segera mengeluarkan payung hukum untuk ojek online.

"Apapun yang terjadi kami akan bertahan sampai tuntutan kami diterima. Kami sudah lelah berteriak dan tidak ada perubahan hingga sekarang," ujar pria yang merupakan pengemudi mitra perusahaan transportasi online Grab.

Menurut Danny, aksi tersebut akan dilangsungkan di dua titik venue Asian Games 2018, yaitu Gelora Bung Karno (GBK), Senayan Jakarta, serta Gelora Jaka Baring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan.

Ia memperkirakan sekitar 50 ribu pengemudi ojol akan berpartisipasi dalam demonstrasi di GBK.

Garda pertama kali melakukan aksi pada 23 November 2017. Sebanyak lima ribu orang pengemudi ojol berunjuk rasa di depan Istana Merdeka. Perwakilannya diterima oleh Deputi IV Kantor Staf Presiden, Tatang.

Aksi kedua dilakukan pada 27 Maret 2017, saat sekitar 15 ribu pengemudi ojol berdemo di depan Istana Negara. Beberapa orang perwakilannya diterima langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Terakhir, 35 ribu pengemudi ojol berdemo di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 23 April 2018. Perwakilan para ojol, dalam demo tersebut, diterima oleh Ketua Komisi V Bidang Perhubungan DPR, Fary Djemy Francis. Mereka pun dipersilahkan mengikuti rapat dengar pendapat terkait tuntutan demonya.

Danny mengatakan kalau mereka sama sekali tidak berencana mencoreng penyelenggaraan Asian Games di Indonesia. Menurut dia, waktu tersebut dipilih untuk berdemo lantaran dianggap strategis untuk menyampaikan aspirasi mereka.

"Kami sama-sama anak bangsa. Tidak ada sedikitpun niat untuk merusak Asian Games. Kami hanya kehabisan pilihan waktu untuk menyampaikan suara kami," tutur Danny.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait