Abimana Aryasatya Tidak Pernah Takut Memulai dari Nol Lagi

Wayan Diananto | 6 November 2016 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - 3 tahun silam, saat film 99 Cahaya di Langit Eropa Part 1 mengumpulkan sejuta penonton lebih. Kala itu orang memandang Abimana Artyasatya sebagai Rangga Almahendra, suami Hanum Salsabila, yang diperankan Acha Septriasa.

“Saat itu saya resah sekali dan berharap bisa mematahkan citra sebagai Rangga. Lalu, Tuhan memberi saya kesempatan menjadi Dono dalam proyek Warkop DKI Reborn,” kenangnya.

Bersama 99 Cahaya, Abimana menjawab tudingan orang-orang film. Abimana ingat betul, seorang produser mencibirnya, “Abi, lo enggak akan bisa bikin sebuah produk (film) laku.”

“Ada beberapa produser yang bilang begitu kepada saya. Di sini (industri film) memang ada beberapa yang jahat. Karenanya saya beberapa kali memilih produk yang kemungkinan diterima pasarnya besar. Beruntung, saya bekerja sama dengan Falcon Pictures yang juga berupaya mengejar penonton sebanyak mungkin dengan kemasan film yang bagus,” kata Abimana Aryasatya.

Abimana menjawab cibiran dengan karakter Rangga Almahendra. Ketika Rangga menjelma menjadi zona nyaman, Abimana keluar dari zona nyaman bersama Dono. Satu-satunya orang yang percaya Abimana bisa menjadi Dono adalah HB Naveen. 

Kala itu, produser Falcon Pictures mengirim pesan lewat aplikasi WhatsApp, isinya, “Kalau misalnya saya bikin Warkop DKI Reborn, kamu mau menjadi siapa?” Tanpa berpikir panjang, ayah empat anak ini menjawab, “Dono.”

“Saya berkeyakinan, satu-satunya cara keluar dari zona nyaman, saya harus menyeberang jauh sekali. Dono bagaikan jembatan penyeberangan yang amat panjang.” 

Ia tidak takut memulai lagi dari nol. Bekerja keras lagi setelah berada di puncak sejarah film Indonesia. Diakuinya, rumah produksi Falcon Pictures berperan besar dalam melambungkan namanya. Abimana mengumpamakannya bagaikan rumah indekos. 

“Saya salah satu anak kos yang sudah merawat kamarnya semaksimal mungkin. Kemudian, ia main keluar sejenak untuk kembali lagi suatu saat nanti. Saya tidak takut memulai lagi dari nol. Itulah salah satu seni kehidiupan. Mulai dari nol, gagal, berusaha lagi, kerja lebih keras lagi, lalu insya Allah mencapai keberhasilan,” lanjutnya.

 

(wyn/gur)

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait