Joko Anwar: Masih Ada Horor Indonesia yang Tak Layak Tayang

Wayan Diananto | 10 Desember 2017 | 13:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sutradara peraih 2 Piala Citra, Joko Anwar (41), lewat akun Twitternya, Kamis (23/11) lalu, berkicau: “Dengar-dengar ada 60 judul film horor lokal yang direncanakan akan rilis tahun depan. Semoga bagus-bagus, dikerjakan dengan serius, dengan hati, supaya antusiasme penonton Indonesia terhadap film horor lokal tetap terjaga. Amin". 

Membeludaknya film horor tahun depan tak bisa dipungkiri, salah satunya gara-gara Joko Anwar. Ia menciptakan karakter Ibu Mawarni Suwono dalam lakon Pengabdi Setan (PS) yang sukses menakut-nakuti 4,2 juta penonton.

Kami lalu bertanya, 60 film horor yang dirilis tahun depan itu berkah atau musibah? Ini penjelasan Joko.

Ia senang banyak film horor diproduksi, mengingat horor genre yang sangat populer. Genre ini berpotensi menjadi penggerak industri ekonomi kreatif Tanah Air.

“Mudah-mudahan Pengabdi Setan ke depan menjadi standar paling rendah bagi film-film horor yang diproduksi kemudian. Jadi, film-film horor lainnya nanti kualitasnya harus melebihi Pengabdi Setan. Kalau itu terjadi, film horor akan menjadi pintu menuju pasar global,” terang Joko di Epicentrum XXI Jakarta, pekan lalu.

Sayangnya, beberapa horor yang tayang setelah Pengabdi Setan gagal mencetak box office dan dihujani kritik negatif oleh penonton maupun kritikus. Joko menyadari hal itu. Diakuinya, beberapa film horor Indonesia yang tayang belakangan sebenarnya kurang layak diputar di bioskop.

“Oke, saya mengaku. Kemarin saya nonton film horor Indonesia. Setelah menonton saya merasa film itu secara teknis sebenarnya tidak layak dijadikan film bioskop,” aku sineas kelahiran 3 Januari itu. 

Bukan mentang-mentang filmnya menjadi yang terlaris tahun ini dan meraih 7 Piala Citra maka Joko berani melontar kritik pedas. Menurutnya, orang ke bioskop mengorbankan banyak hal. Keluar rumah, menembus kemacetan lalu lintas, merogoh kocek untuk membeli tiket dan camilan. Namun dengan pengorbanan sebesar itu, mereka disuguhi film berkualitas jelek. Padahal, dengan uang yang sama, orang bisa bertemu Thor: Ragnarok atau Justice League.

“Membuat orang mengeluarkan uang banyak untuk menonton film Indonesia yang sebenarnya enggak layak tayang itu jahat banget,” Joko Anwar berpendapat. 

(wyn / gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait