Gunung Emas Almayer: (Sepertinya) Poster Mengkhianati Film

Wayan Diananto | 15 November 2014 | 10:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Gunung Emas Almayer (GEA) menjadi contoh ideal bagaimana poster seharusnya bekerja sama untuk menggaet penonton. Jika menyaksikan poter, apa yang terlintas di benak Anda terkait tokoh utama dan apa genre filmnya? Kalau kami sih, menyangka pemeran utama disandang Alex Komang dan Peter O'Brien. Sementara Rahayu Saraswati memanggul pemeran utama wanita.

Jika melihat gunung dengan puncak berkilauan di tengah poster, kami seketika mengasosiasikan GEA bergenre fiksi berbalut adventure. Sayangnya, saat memasuki studio dan mengudap filmnya, dua asosiasi yang timbul dari poster perlahan berbalik arah. Tokoh utamanya, pengusaha senjata berdarah Belanda, Kaspar Almayer (Peter). Ia menikahi Mem (Sofia), seorang perempuan Melayu.
    
Dari pernikahan ini, lahirlah seorang putri Nina (Diana). Ketika masih kecil, Kaspar diam-diam mengirim Nina bersekolah ke luar Malaka. Tujuannya, supaya Nina mendapat pendidikan Kristen yang lebih disiplin. Mengetahui rencana Kaspar, Mem murka. Sepuluh tahun berlalu, Nina pulang. Di sinilah konflik meruncing. Jika bisnis mesiu berjalan mulus dan laba melimpah, Kaspar berencana membawa Nina ke Eropa. Di sanalah, Nina akan mendapat jodoh dari Barat.
    
Sementara Mem ingin putrinya menjadi gadis Melayu seutuhnya. Kembalinya Nina membuat sejumlah bujangan Melayu terkagum. Seorang pengusaha berdarah Arab (Alex) secara khusus bertamu ke rumah Kaspar, hendak menjadinya Nina menantu. Permintaan ini ditolak Kaspar.
    
Maka sia-sialah Kaspar merencanakan perjalanan mencari Gunung Emas, yang di menit awal dinyatakan sebagai mitos dan dipertengahan menimbulkan harapan baru bagi karakter utama. Tak ada perjalanan mencari Gunung Emas! Selama menonton kami berusaha melupakan poster yang "menipu". Kami berupaya melihat film ini dengan kaca mata lain. Bahwa tidak ada sensasi petualangan seperti dijanjikan poster. Kami melihat GEA sebagai drama dengan latar Semenanjung Malaka pada 1838. 
    
Melalui kacamata yang baru, GEA dengan struktur skenario rapi menghasilkan romansa klasik nan mengasyikan. Sofia memberikan tekanan yang apik dari aspek ekspresi hingga pengucapan dialog. Pintar ia menyembunyikan motif dan menyusun rencana yang tidak terduga. 
    
Romansa ini dipagai tata artistik cukup memukau. Meski jika ditilik lebih teliti, rumor GEA menelan dana Rp 60 miliar terasa mustahil. Kembali ke poster, mungkin porsi foto Rahayu dan Alex yang dominan diniatkan untuk menarik minat masyarakat Indonesia untuk menonton. 

Bagaimana pun, melihat wajah lokal di poster akan mendekatkan penonton pada film itu. Tapi bagi moviefreaks, intrik semacam ini sebenarnya tidak perlu lagi.

Pemain    : Peter O'Brien, Sofie Jane, Diana Danielle, Rahayu Saraswati, Alex Komang, El Manik
Produser    : Rahayu Saraswati Djojohadikusumo
Sutradara    : U-Wei Bin Haji Saari
Penulis        : U-Wei Bin Haji Saari
Produksi    : PT Media Desa Indonesia
Durasi        : 100 menit
 
(wyn/adm) 
 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait