Susah Sinyal: Ernest Keluar dari Zona Nyaman, Hasilnya?

Wayan Diananto | 30 Desember 2017 | 06:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Saat menonton Cek Toko Sebelah (CTS), mayoritas penonton tak punya ekspektasi tinggi. Tak disangka, CTS menjadi film terlaris kesebelas sepanjang sejarah dan tak pernah pulang dengan tangan kosong saat diadu di berbagai festival.

Kini, Susah Sinyal menyangga beban berat. Orang selalu bertanya, lebih bagus CTS atau Susah Sinyal?

Di film ketiga, Ernest keluar dari zona nyaman. Tak lagi bicara tema (maaf) cina-cinaan. Ini soal Ellen (Adinia), pengacara ternama yang mendirikan kantor hukum bersama rekan, Iwan Wijaya (Ernest). Klien pertama mereka, bintang sinetron Cassandra Halim (Gisella Anastasia) yang ingin cerai dari Marco Alexander (Gading Marten). Di rumah, Ellen menghadapi masalah lain. 

Putrinya, Kiara (Aurora) makin tak terkendali. Selama ini, Kiara dekat dengan neneknya, Agatha (Niniek). Sejak Agatha meninggal, Kiara kerap bikin masalah di sekolah. Kepala sekolah (Roslina Verauli) merekomendasikan Ellen-Kiara liburan berdua. Keduanya terbang ke Sumba, NTT. Ellen dan Kiara menginap di hotel milik Maya (Asri). Di hotel itu, tak ada sinyal dan Wi-fi. Mereka tak punya pilihan lain kecuali belajar saling mendengar.

Sadar ruang sidang dan orang tua tunggal bukan topik yang dikuasainya, Ernest didampingi 3 konsultan hukum dan seorang psikolog, untuk memastikan cerita yang diusung logis. Inisiatif ini berhasil. Adegan persidangan berlangsung kocak. Alur dan cara para komika melakonkan hamba hukum tidak mencederai nalar. 

Dalam pandangan kami, Susah Sinyal menajamkan posisi Ernest sebagai penulis skenario komedi yang cerdas. Ibarat pohon, lawakan Ernest adalah dahan dan ranting. Akarnya adalah drama. 

Ndilalah, elemen drama itu berada di tangan yang tepat, Adinia Wirasti. Ia Reza Rahadian versi perempuan. Caranya menoleh sambil mengernyitkan dahi hingga puncaknya, melihat laptop anaknya sambil menangis merupakan momen paling indah di film ini. Sama seperti CTS, seluruh humor yang disampaikan Ernest tak membuyarkan bangunan drama yang diarsitekinya sendiri.

Lalu lebih bagus CTS atau Susah Sinyal? Sulit membandingkan mengingat topik dan latar belakang karakternya beda. Jika dipaksa menjawab, kami memilih CTS. Selain memperlihatkan diri sebagai penulis andal, skill penyutradaraan Ernest di CTS mumpuni juga elemen drama dan komedinya menyatu. Terasa sangat guyub. Para pemainnya tampil sangat (sekali lagi, sangat!) gemilang. 

Susah Sinyal memiliki sinematografi mumpuni. Mampu memperlihatkan wajah lain Sumba meski pernah dibidik Pendekar Tongkat Emas dan Marlina Si Pembunuh Dalam 4 Babak. Unsur komedinya segar dan terasa jujur. Akting para pemainnya gemilang meski tidak di level sangat. 

Pemain    : Adinia Wirasti, Aurora Ribero, Niniek L. Karim, Ernest Prakasa, Asri Welas
Produser    : Chand Parwez Servia, Fiaz Servia
Sutradara    : Ernest Prakasa
Penulis    : Ernest Prakasa, Meira Anastasia
Produksi    : Starvision Plus
Durasi        : 1 jam 40 menit


(wyn / gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait