Komunitas Difabel Klaten Naik Motor 5 Jam untuk Bertemu Ganjar Pranowo

Redaksi | 31 Januari 2023 | 09:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Penyandang disabilitas tuna daksa yang tergabung dalam Komunitas Satu Hati Klaten menempuh waktu lima jam mengendarai motor untuk menemui Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Rumah Dinas Gubernur Jateng, Senin (30/1/2023). Keterbatasan fisik tak menyurutkan semangat para difabel ini. Mereka mengendarai sepeda motor roda tiga yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan. Berangkat dari bascamp di Desa Birit, Kecamatan Wedi, Klaten sekitar pukul 10.00 WIB, mereka tiba di Rumah Dinas Puri Gedeh sekitar pukul 15.00 WIB.

Ganjar menyalami mereka satu per satu. Suasana akrab langsung terasa saat awal pertemuan. Apalagi, mereka membawakan durian dan rambutan, khusus untuk Ganjar. Komunitas yang diketuai Nina Kusumawati itu kemudian berbincang dengan gubernur. Bahkan, Ganjar juga mengajak mereka makan siang bersama.

Touring motor kali ini dilakukan untuk silaturahmi kepada Gubernur Ganjar. Politikus berambut putih itu dinilai telah banyak memberikan perhatian kepada para difabel. "Perjalanan ke Semarang ini untuk ketemu dengan Bapak Ganjar dalam rangka silaturahmi. Beberapa waktu lalu bapak datang ke Klaten. Teman-teman merasa Pak Ganjar banyak memberikan perhatian. Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian bapak terhadap teman-teman difabel," kata Nina.

Perjalanan rombongan ini dilakukan dengan kendaraan bermotor roda tiga yang sudah dimodifikasi. Sebanyak 15 orang berangkat menggunakan delapan motor. "Hampir lima jam, tadi kena hujan di jalan tapi asyik. Kayaknya capeknya terbayarkan dengan bisa ketemu bapak (Ganjar). Ya, bisa sharing santai," lanjut Nina.

Dia menyampaikan beberapa saran dan masukan, terutama yang dibutuhkan oleh kaum difabel. "Ngobrol santai, kami sharing supaya kebutuhan teman-teman lebih mendapat perhatian terutama fasilitas umum. Alhamdulillah kami santai dan Bapak menerima dengan baik, teman-teman antusias dan happy," ungkapnya.

Gubernur Ganjar Pranowo mengaku senang dan bangga dengan kedatangan teman-teman Satu Hati. Di tengah keterbatasan fisik, mereka mampu menghimpun diri untuk saling menolong. "Karena mereka punya posyandu, di mana mereka bisa sharing, ada yang problemnya cukup serius karena mentalnya juga kena. Maka, mereka mencoba berbagi perasaan. Dan kedua, yang cacat fisik saling menguatkan, bagaimana bisa hidup mandiri, apa yang mereka butuhkan," tuturnya.

"Ini surprise bagi saya, karena mereka touring bawa motor dengan modifikasinya sendiri, datang ke rumah. Tadi saya banyak mendapatkan pengalaman, komplain, sekaligus keinginan, antara lain mereka bisa mendapatkan akses dari pemerintah untuk bisa hidup mandiri melalui pelatihan," imbuhnya. Pemerintah harus memberikan perhatian dan bantuan kepada kaum difabel. "Dari ini pemerintah harus membantu siapkan usulannya apa, kemudian kami berikan mereka pelatihan, permodalan dan pendampingan, sampai mereka bisa mandiri," pungkas Ganjar.

Sumber: Jatengprovo.go.id

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait