Kisah Pena Pemberian Wanita Berjubah Putih kepada Hanum Rais
TABLOIDBINTANG.COM - Semenjak menikah, Hanum Rais-Rangga Almahendra terus berikhtiar agar segera memiliki keturunan. Mulai dari mengikuti program alternatif hingga medis.
Rangga-Hanum mengikuti program bayi tabung di Surabaya. Membuahkan hasil namun tiga bulan kemudian Tuhan berkata lain.
Mereka lantas menjalani pemeriksaan medis. Dokter menyatakan kualitas sel sperma dan telur Rangga-Hanum sangat bagus.
“Tidak ada penjelasan medis mengapa program bayi tabung tidak membuahkan hasil. Semangat sempat anjlok. Apalagi biaya program bayi tabung tidak murah,” ungkap Hanum.
Doa yang mereka rapal pun tak pernah putus. Rangga mengingat momen saat Hanum menunaikan ibadah haji pada 2009.
Hanum berdoa di depan Multazam, tempatnya doa dikabulkan di sekitar Kabah. Dalam doa, Hanum memohon momongan.
Saat khusyuk menyampaikan harapan kepada Mahapengasih, punggung Hanum ditepuk. Seorang wanita tak dikenal, berbaju putih bersih, menyodorkan pena kepadanya.
“To write,” ucap perempuan itu kepada Hanum.
Hanum tidak mengerti dari mana datangnya wanita itu. Tidak sempat pula menanyakan nama, wanita itu telanjur menghilang.
“Rupanya, ini semacam sinyal dari Allah. Ia belum memberi keturunan karena menilai masih ada tugas yang belum kami selesaikan,” Rangga menyimpulkan.
Pena itu sampai sekarang tersimpan di rumah Hanum. Pena itu yang mendorong mantan presenter Reportase (acara yang sampai Mei 2016 tayang di Trans TV – red.) membuat keputusan besar: banting setir dari jurnalis menjadi penulis.
Hanum-Rangga kemudian menggubah buku mega-bestseller, 99 Cahaya di Langit Eropa dan Bulan Terbelah di Langit Amerika.
Dua buku itu diangkat ke layar lebar oleh Maxima Pictures (kini Max Pictures – red.).
99 Cahaya dipecah menjadi dua jilid. Masing-masing jilid mengumpulkan 1,189 juta dan 587 ribu penonton.
Bulan Terbelah jilid pertama menyedot 970 ribu penonton, tahun lalu.
(wyn/gur)
