Siaran Langsung Lamaran Atta Halilintar - Aurel Hermansyah Menuai Protes!

Ari Kurniawan | 13 Maret 2021 | 21:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Rangkaian acara lamaran Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah disiarkan langsung RCTI, Sabtu (13/3). Hal ini menuai protes dari Koalisi Nasional Reformasi Penyiaran (KNRP).

Dalam press release yang diterima wartawan, KNRP menilai siaran langsung lamaran Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah melanggar Undang-undang penyiaran, karena menggunakan frekuensi milik publik.

Berikut ini 5 poin pernyataan sikap KNRP:

1. KNRP menolak keras rencana seluruh penayangan tersebut yang jelas-jelas tidak mewakili kepentingan publik secara luas dengan semena-mena menggunakan frekuensi milik publik.

2. KNRP menyesalkan sikap Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat yang tidak segera menghentikan kegiatan tersebut, dengan menunggu secara pasif tayangan itu hadir dan baru akan memberikan penilaian. Padahal jelas-jelas isi siaran melanggar hak-hak masyarakat untuk mendapatkan tayangan yang lebih berkualitas.

3. KNRP menyesalkan bahwa KPI tak mau bertindak sesuai dengan Pedoman Perilaku Penyiaran Pasal 11 yakni "Lembaga Penyiaran wajib memperhatikan kemanfaatan dan perlindungan untuk kepentingan publiik" dan Standar Program Siaran Pasal 13 Ayat 2 yang menyatakan: "Program siaran tentang permasalahan kehidupan pribadi tidak boleh menjadi materi yang ditampilkan dan/atau disajikan dalam seluruh isi mata acara, kecuali demi kepentingan publik".

4, KNRP menyesalkan sikap Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang abai terhadap berbagai keberatan dan kritik masyarakat melalui media sosial, dan pasif menunggu aduan di saluran pengaduan resmi KPI. Bukankah seharusnya KPI yang mewakil kepentingan masyarakat tidak perlu menunggu aduan resmi publik apabila secara nyata dan jelas-jelas melihat pelanggaran frekuensi publik di depan mata?

5.KNRP akan terus mengawasi dan memantau kinerja Komisioner KPI dan mengingatkan tentang kewajiban KPI untuk secara kritis dan sungguh-sungguh bekerja melaksanakan kewenangannya apabila melihat kondisi dan situasi yang merugikan publik di bidang penyiaran.

Penulis : Ari Kurniawan
Editor: Ari Kurniawan
Berita Terkait