Nine9 Dear Cloud Publikasikan Surat Titipan Jonghyun SHINee Sebelum Bunuh Diri

Nanda Indri Hadiyanti | 19 Desember 2017 | 23:50 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Nine9 Dear Cloud mengungkapkan sebuah surat yang dititipkan oleh Jonghyun SHINee. Dalam surat itu Jonghyun menuliskan tentang pemikiran gelapnya dan saat itu Nine9 Dear Cloud telah memperingatkan keluarga Jonghyun dan berusaha untuk tetap merangkulnya. 

Dia mengungkapkan tidak tahu apa yang harus dia lakukan, namun dia mengatakan bahwa Jonghyun memintanya untuk menunjukkan surat itu setelah dia tidak lagi di dunia. 

Nine9 Dear Clous percaya ada alasan mengapa Jonghyun meninggalkan surat kepadanya dan kemungkinan adanya kontroversi karena surat itu. 

Sebelum mengungkap surat tersebut, Nine9 Dear Cloud telah menunjukkan surat itu kepada keluarga Jonghyun dan akhirnya memenuhi keinginan pria 27 tahun itu untuk mempublikasikannya. 

Berikut isi surat yang ditinggalkan Jonghyun SHINee yang diposting di akun instgram Nine9. 

Diri saya telah hancur di dalam. Depresi pelan-pelan telah menggerogoti dan menelan saya, dan saya tidak bisa menang darinya. 
Saya benci diri saya sendiri. Saya mencoba bertahan dan berteriak pada diri saya sendiri mencoba mencari pegangan, tapi tidak ada jawaban. 

Seandainya saya tidak bisa membersihkan nafas ini, akan lebih baik jika berhenti bernafas. 
Saya bertanya pada diri sendiri, siapa yang bisa menjaga diri ini. Hanya diri saya sendiri. Saya sendiri. 
Akan mudah untuk mengatakan saya akan mengakhiri semua.
Namun ini sulit untuk mengakhiri semua. 
Saya hidsup selama ini karena semua kesulitan ini. 
Mereka bilang saya ingin melarikan diri. 
Ya benar, saya ingin melarikan. Dari diri sendiri, darimu. 

Saya bertanya siapa. Saya. Dan saya. Dan saya lagi. Saya terus bertanya mengapa saya kehilangan kenangan-kenangan saya. Mereka bilang karena personaliti saya. Saya mengerti. Semua adalah salah saya pada akhirnya. 
Saya ingin seseorang menyadarinya, tapi tak ada seorangpun yang menyadarinya. Tak ada yang menemuiku, tentu saja karena mereka tidak meyadari keberadaanku. 

Saya bertanya mengapa orang hidup. hanya. hanya. orang-orang hanyalah hidup. 
Jika saya bertanya mengapa orang-orang mati, saya tebak karena mereka sudah lelah. 
Saya menderita dan takut. Saya tidak pernah belajar bagaimana cara mengubah rasa sakit menjadi kebahagiaan.
Sakit ya hanya sakit. 

Mereka bilang saya tidak boleh seperti itu. 
Kenapa? Saya bahkan tidak bisa mengakhiri semua ini seperti yang saya inginkan?
Mereka mengatakan saya harus bisa memahami apa yang membuat saya merasa tersakiti. 
Saya sangat tahu alasannya. Saya sakit karena diri saya sendiri. Semua salah saya dan semua karena keburukan saya. 
Dokter, inikah yang ingin kau dengar?

Tidak, saya tidak merasa ada yang salah. Ketika dokter menyalahkan kepribadian saya, saya pikir mudah sekali ya menjadi seorang dokter. Sementara saya merasa sangat tersakiti.
Orang yang terluka akan hidup lebih baik. Orang yang lemah dari saya hidup lebih baik. Saya kira tidak. Dari mereka semua yang hidup, tak ada satu pun yang lebih terluka dari saya dan tak ada satu pun yang lebih lemah dari saya. Tapi mereka bilang saya harus tetap hidup. Saya bertanya kenapa berkali kali, kehidupan bukan untuk saya. Itu untukmu. 

Jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal. Mencari tahu mengapa saya terluka? Saya telah menceritakannya kenapa. Kenapa saya terluka. Apakah ini tidak benar merasa terluka terlalu dalam karenanya? Perlu saya ungkapkan detil yang lebih dramatis? Butuh lebih banyak cerita?
Saya sudah mengatakannya. Kenapa tidak mendengarkannya?
Hal yang saya menangkan tidak akan berakhir dengan luka. 

Ini bukan tempat saya yang bersinggungan dengan dunia. Bukan tempat saya untuk dikenal dunia. Mereka bilang karena itulah mengapa saya semakin merasa terluka. Karena saya berbenturan dengan dunia ini. Karena saya dikenal dunia. Mengapa saya memilih ini? lucunya. 

Semua yang masih terjadi hingga kini adalah sebuah keajaiban. Apalagi yang harus saya katakan? Katakan saja saya harus bekerja keras. Bahkan saat kamu tidak bisa tersenyum saat melepaskanku, tolong jangan salahkan saya. Saya telah bekerja keras. Saya benar-benar telah berusaha dengan keras. Selamat tinggal. 

Penulis : Nanda Indri Hadiyanti
Editor: Nanda Indri Hadiyanti
Berita Terkait