Pasien Kanker Payudara Akan Menggugat BPJS Kesehatan
TABLOIDBINTANG.COM - Pertemuan antara tim advokasi penderita kanker payudara HER2 positif Juniarti Tanjung dengan perwakilan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan pada Senin, 23 Juli 2018, berakhir buntu setelah somasi dilayangkan tim advokasi akhir pekan lalu. "Karena kesepakatan sudah macet, maka penggugat, yakni Edy Haryadi (suami Juniarti) dan Juniarti, sepakat memutuskan mencari keadilan di depan hukum," kata anggota tim advokasi Rusdianto Matulatuwa, Senin.
alam pertemuan dengan perwakilan BPJS, pihak BPJS masih berkeras tetap menolak menjamin trastuzumab untuk penderita kanker payudara HER2 positif sejak 1 April 2018. Padahal, Tim Advokasi trastuzumab sudah mengingatkan BPJS Kesehatan bahwa dengan melakukan itu BPJS sama saja tengah dalam proses menghilangkan nyawa klien mereka, yakni Juniarti, 46 tahun. Juniarti terdeteksi menderita kanker payudara HER2 pada Mei 2018.
Tim Advokasi Trastuzumab berpendapat, biar hakim menjadi wasit. Sebab, mereka menganggap BPJS tengah mempermainkan nyawa Juniarti dan penderita kanker payudara HER2 positif lainnya. Gugatan dalam proses pematangan saat ini. Jika tidak ada aral melintang, gugatan akan didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, paling lambat Senin minggu depan.
Nopi Hidayat, ditanya soal rencana gugatan Tim Advokasi Trastuzumab, mengatakan akan menanyakan pada BPJS Kesehatan terkait kebijakan penghapusan obat kanker Trastuzumab dari daftar obat yang dijamin badan tersebut. "Saya belum tahu teknisnya. Saya akan cek nanti ke BPJS Kesehatan dan Menteri Kesehatan," kata Jusuf Kalla di kantornya, Selasa, 24 Juli 2018.
Sementara Edy Haryadi yang <span 14px;"="">dihubungi Senin malam mengatakan istrinya, Juniarti, sudah keluar dari RS Persahabatan, setelah kondisi membaik. Edy mengatakan tubuh Juniarti drop setelah kemoterapi, karena risau memikirkan soal trastuzumab yang dihentikan penjaminannya oleh BPJS Kesehatan.
