Tragis, Wanita India Ini Dibunuh Suami Demi Simpanan Gay-nya

Vallesca Souisa | 1 Maret 2021 | 16:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Pada 14 Mei 2018, telepon darurat masuk ke kantor kepolisian di daerah Middlesborough, Inggris. Adalah Mitesh Patel, pria India berusia 38 tahun yang menelepon, dalam keadaan cemas, sedih, dan menangis. Ia melaporkan, rumahnya kemasukan perampok, dan istrinya tewas. Suara Mitesh terdengar parau, menangis hingga tersengal-sengal. Meminta polisi segera datang ke rumahnya. 

Dalam waktu singkat, polisi mengerumuni rumah Mitesh. Rumahnya berantakan. Lemari pakaiannya terbongkar. Semua perkakas keluar dari tempat seharusnya. Istri Mitesh, Jessica Patel ditemukan dengan tangan terikat dan mulut terbungkam lakban. Sudah tak bernyawa. Mitesh masih menangis, dadanya naik turun, depresi dan syok. 

Pasangan Mitesh dan Jessica telah menikah selama 9 tahun, harmonis dan tinggal di lingkungan yang terjaga keamanannya, tak pernah ada tindak kriminal. Namun kejadian tragis di malam itu, mengungkap kisah yang tak terduga. Bahwa yang terlihat baik-baik saja dari luar, belum tentu sebaik kelihatannya. 

Polisi melakukan penyelidikan. Tidak ada tanda-tanda masuk secara paksa. Dengan demikian polisi menduga, pelaku dikenal oleh Jessica yang saat itu berada sendirian di rumah. Mitesh sendiri memberikan keterangan, bahwa malam itu saat kejadian, dia sedang keluar ke toko Pizza dekat komplek mereka.  Saat kembali ke rumah, dia kaget melihat rumahnya acak aduk dan istrinya tewas. 

Penyelidikan Polisi Membongkar Sisi Kelam Mitesh Patel

Polisi tak langsung memercayai Mitesh. Mereka bekerja berdasarkan bukti, dan jutsru mencurigai Mitesh. Polisi mengonfirmasi tempat dimana ia membeli Pizza di malam itu. Memang Mitesh ada di tempat pizza. Dia memesan Pizza, ekspresinya biasa saja. CCTV di tempat pizza juga mengonfirmasi keberadaan Mitesh. 

Namun CCTV di halaman rumah Mitesh dan Jessica, menginformasikan waktu yang mencurigakan, ketika Mitesh keluar ke tempat pizza. Tidak sesuai dengan pernyataan Mitesh. Polisi mewawancarai keluarga hingga karyawan-karyawan di  usaha farmasi pasangan ini. 

Beberapa karyawan yang bekerja di Roman Road Pharmacy ini rupanya memperhatikan, sikap kasar Mitesh pada Jessica. “Mitesh suka membanting pintu ruangan. Berkata kasar, sampai membuat Jessica menangis,” terang salah seorang karyawan. Suatu kali, menurut laporan, Jessica ke kantor dalam keadaan pincang, dan ada memar di wajahnya. Karyawan mencurigai memar tersebut akibat tindakan kekerasan. Sore harinya, saat jam pulang, ada saksi mata melihat, Mitesh melempar  ponsel Jessica hingga mengenai kakinya. 

Polisi semakin curiga, hingga melacak komputer dan daftar aktivitas ponsel Mitesh. Dari sinilah ditemukan, jejak pencarian di komputer Mitesh meninggalkan bukti, kalau beberapa bulan belakangan, Mitesh sering melakukan pencarian tentang bagaimana menghabisi nyawa seseorang dengan sianida, suntikan, atau mencekik. “Dia seperti mencari metode mengakhiri nyawa seseorang yang paling memungkinkan,” terang tim penyelidik. 


Pesan Teks Cinta dan Pornografi Sesama Jenis

Adik perempuan Jessica, pada akhirnya memberikan informasi, kalau kakaknya pernah curhat, “Dia mendapati pesan teks Mitesh dan seorang laki-laki. Teks itu menggambarkan bagaimana mereka saling mencintai.” Dari sinilah terlacak, diketahui Mitesh sering chatting di aplikasi kaum gay, Grindr. Kepada adiknya juga, Jessica mengungkap sikap mencurigakan Mitesh. Sepulang kantor, Mitesh suka masuk ke ruangan kerjanya di rumah, dikunci. Dari luar Jessica pernah mencuri dengar, Mitesh bercakap-cakap dengan seseorang. Ia bisa berjam-jam di ruangan tersebut. Jessica mulai meyakini, suaminya punya hubungan dengan sesama jenis. 

Tim penyelidik kemudian menemukan bukti ratusan pesan dari pria bernama Amit, tinggal di Australia. “Banyak bukti pornografi sesama jenis juga di ponsel Mitesh,” terang Nicholas Campble, jaksa yang menangani kasus ini. Mitesh bertemu Amit pada 28 Desember 2011 lewat aplikasi Gay, Grindr. Dan mereka menjalin hubungan diam-diam bertahun-tahun. Setelah ditelusuri rupanya, Mitesh menikahi Jessica untuk kamuflase. “Rencananya adalah, dia menikahi Jessica agar mendapatkan anak. Kemudian Mitesh akan mengambil anak itu dan tinggal bersama Amit di Australia,” ungkap Nicholas Campbell. 

Sayangnya, selama 9 tahun menikah, Jessica dan Mitesh tak juga dikaruniai anak. Sebelum kematiannya, Jessica hancur mengetahui suaminya tenyata sudah lama berhubungan dengan sesama jenis. Terpojok, Mitesh melakukan hal nekat. “Ada luka cakar di leher Mitesh, selepas kejadian. Lukanya di leher agak kebawah. Dia bilang, luka ini dia dapatkan karena nge-gym. Tapi tentu ini bohong. Hasil pemeriksaan membuktikan, di bawah kuku mayat Jessica ditemukan DNA Mitesh. Diduga, setelah diikat dan diplester mulutnya, Jessica dibekap dengan tas besar, hingga kehabisan napas,” terang Nicholas. 

Persidangan atas Mitesh berjalan 12 hari. Dijatuhi hukuman 30 tahun penjara. Dalam sesi akhir persidangan, “Nyonya Patel mencintaimu . Yang diinginkan hanyalah seorang anak dan memilki kehidupan keluarga yang normal. Tapi sulitnya, Anad tidak tertarik secara seksual padanya, Anda tertarik pada pria,” ucap hakim, Justice Goss, setelah menjatuhi hukuman pada Mitesh. 

Penulis : Vallesca Souisa
Editor: Vallesca Souisa
Berita Terkait