Sinopsis Fitri ANTV Hari Ini Kamis 8 Agustus 2019 Episode 58

Panditio Rayendra | 8 Agustus 2019 | 19:03 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sinopsis Fitri ANTV Hari Ini Kamis 8 Agustus 2019 Episode 58

FITRI terkejut saat DAFI menyuruh membiarkan BILQIS pergi, namun FITRI menatapnya sambal membayangkan apa yang dilakukan BILQIS saat dia berdua di dalam mobil pendingin. FITRI tidak ingin karena masalah sedikit menghilangkan semua pengorbanan BILQIS. DAFI terdiam. Semenatara SARAH berusaha menahan BILQIS. FITRI mengingatkan DAFI tentang pengorbanan BILQIS yang merawat DAFI dari bayi. Kalau DAFI tak mau menahan BILQIS tetap di rumah mereka maka FITRI akan melakukannya.

VANIA yang berada di dalam ruanh rawatnya mendengar dan membenarkan apa yang pernah BILQIS katakana padanya kalua VANIA tidak akan sebanding dengan FITRI. Ternyata FITRI memang berhati mulia.

ALYA yang tidak mau BILQIS pergi mengambil tas BILqIS dan membawanya kabur ke belakang rumah dan naik ke pohon. Semua bergegas mengejar ALYA. Sementara FITRI tampak eksakitan dan terengah-engah saat berlalri keluar rumah salkit hendak pulang. DAFI bergegas memegangnya dan bilang akan membawa FITRI dengan mobilnya. Mereka pulang dan tak lama kemuduian mobil DHARMA masuk ke rumah sakit.

ALYA sudah diatas pohon  membawa tas BILQIS dan BILQIS meminta ALYA turun namun ALYA tak mau. FITRI sampai ke rumah dan memohon BILQIS untuk tetap tinggal di rumah mereka. ARYO memperhatikan semuanya dari dalam rumah. BILQIS memandang DAFI yang tidak bis aberbuat apa-apa. BAMA menarik NINA pergi dari tempat tersebut. BILQIS terpaksa tinggal dan FITRI memeluknya. Sementara DAFI yang tampak galau lalu ditarik oleh ARYO untuk di tenangkan.

DHARMA yang tidak menemukan FITRI di rumah sakit tampak kesal dan marah, dan DHARMA melihat VANIA meninggalkan rumahs akit dan mengikutinya. Sementara BAMA melaju kencang dengan mobilnya dan NINA menenagkannya.

Sinopsis Fitri ANTV Hari Ini Kamis 8 Agustus 2019 Episode 58

HILDA yang senang menempati rumah bagus mendengar HP DHARMA berdering dan menjawabnya. HILDA kaget saat anak buah DHARMA melaporkan tentang VANIA. HILDA bingung siapa VANIA. DHARMA muncul dan mengambil HP nya dengan marah. HILDA tanya siapa VANIA namun DHARMA bilang jangan ikut campur urusannya. HILDA kesal karena itu semua karena obsesi DHARMA ke FITRI. HILDA akan menghentikan obsesi tersebut.

Sementara BAMA dan NINA mendengar semua percakapan tersebut dari bawah balkon. NINA bergegas masuk dan BAMA mengejar NINA dan menahannya. Ementara DHARMA bertepuk tangan dan mengumpulkan anak buahnya. Mereka diberikan jas ke anak buahnya agar tidak terlihat seperti preman, tapi sebagai pengawal professional. Semua gembira. BAMA yang mengetahui ada rencana jahat pada VANIA bergegas menemui DHARMA. NINA hendak pergi namun HILDA melihatnya dan memanggilnya. HILDA hendak menyuruh NINA naming NINA bilang ini masalah VANIA. HILDA kaget karena NINA tahu siapa VANIA dan lebih kaget lagi saat tahu kalau VANIA itu mantan pacar DAFI. HILDA marah karena ini smeua masalah FITRI dan DAFI. DHARMA sudah tidak focus pada tujuan mereka.

BAMA menemui DHARMA di ruang koleksi pedangnya. DHARMA senang karena BAMA sudah kembali dan BAMA bilang dia dibuang oleh DAFI dan ARYO. DHARMA tertawa dan bilang, dialah Papa BAMA dan tidak akan mungkin membuang BAMA. Dan DHARMA memberi tugas pada BAMA.

BAMA ke rumah VANIA dan dengan anak buah DHARMA dia membawa VANIA. Sementara NINA ke tempat DAFI untuk mengabarkan kalau DHARMA menculik VANIA. DAFI, ARYO dan FITRI kaget. DAFI menelpon HP VANIA namun BAMA yang angkat dan bilang ke DAFI untuk tidka mebgurus urusan ini. DAFI kaget. NINA juga kaget. FITRI menyuruh DAFI untuk mencari VANIA. ARYO dan DAFI bergegas pergi.

BAMA membawa VANIA ke lokasi yang ditunjuk DHARMA. DAFI dan ARYO menuju ke rumah sakit. Namun BAMA mengirim lokasi ke DAFI dari HP VANIA. ARYO dan DAFI bergegas ke lokasi yang diterima. Sementara ANAK BUAH DHARMA ke rumah FITRI dan menjemput FITRI dengan berbohong kalau itu atas perintah dokter. BILQIS curiga dan berkeras ikut. ANAK BUAH DHARMA melapor pada DHARMA kalua mantas istri DHARMA ikut. DHARMA malah senang. Sementara DAFI memmpercepat laju kendaraannya menuju lokasi yang dia terima.

DHARMA dengan pakaian ala dokter dengan kaca mata menghampiri VANIA dan membuka penutup mata VANIA. DHARMA berterima kasih pada VANIA kaerna mau mengorbankan jantungnya untuk FITRI. VANIA kagetd an minta di lepaskan, tapi DHARMA bilang untuk berbuat baik, jangan di tunda-tunda. VANIA tegang. Sementara DAFI dna ARYO sampai di lokasi dan di hadang anak buah DHARMA. Mereka memebereskan anak buah DHARMA lalu masuk. Mereka melihat ada orang di lantai 3. Sementara DHARMA menyuruh BAMA untuk membereskan DAFI dan ARYO. BAMA turun.

Sementara FITRI dan BILQIS kaget karena jalana yang dilewati bukan ke rumah sakit. BILQIS marah namun anak buah DHARMA membentaknya. Dada FITRI sakit dan mulai tersengal-sengal. BILqIS berusaha menenangkan FITRI.

DAFI dan ARYO hendak ke lantai 3 namun BAMA turun dan menghajar DAFI. DAFI kaget. ARYO hendak melerai namun BAMA mendorong ARYO hingga terguling jatuh dari tangga. DAFI kaget melihat perlakuan BAMA. Dalam hati AMA minta maaf. DHARMA bertepuk tangan dan menganggap BAMA sudah menjadi bagian dari dirinya dan bangga karena darahnya mengalir di tubuh BAMA.

DAFI menolong ARYO bangkit dan DHARMA memanggil BAMA untuk bergegas pergi. Mereka membawa VANIA pergi. ARYO menyuruh DAFI mengejar mereka karena khawatir pada VANIA. DAFI mengejar namun bama menghajar perutnya hingga DAFI susah bernafas. BAMA dan DHARMA bergeas membawa VANIA pergi.

FITRI dan BILQIS kaget karena di bawa ke klinik yang tak terpakai. BILQIS berusaha berontak tai di kurung di dalam ruangan oleh anak buah DHARMA sementara FITRI yang eksakitan di bawa ke ruangan lain. FITRI curiga dan mendorong dokter dan kabur dari ruangan tersebut.

DHARMA panik karena kondisi VANIA makin menurun dan menyuruh sopir ngbeut.

FITRI berhasil kabur dan keluar dari klinik namun saat sampai di luar klinik, sebuah mobil muncul dan DHAMA turun dari dalam mobil. FITRI kaget dan nafasnya makin memburu dan terkulai pingsan. BAMA kaget melihat ada FITRI di tempat tersebut.

Semenatar DAFI galau dan menyetri sambal melamun hingga keluar jalur ke jalur yang berlawanan. ARYO menarik stir hingga mobil kembali ke jalkurnya dan tidak jadi tabrakan. ARYO meminta DAFI menepi dan ARYO yang akan menyetir.

Di klinik TUA, DHARMA mengancam seorang dokter dengan mwnawan keluarganya dan menyuruh dokter untuk melaksanakan transplantasi jantung bila ingin keluarganya selamat.

BAMA mengirimi lokasi lagi ke DAFI melalui HP VANIA namun ARYO bilang kita harus berhati-hati jangan sampai mereka di jebak. ARYO mendapat telpon dan mengajak DAFI ke suatu tempat.

HILDA kesal karena DHARMA tidak mengangkat telponnya. NINA muncul dan memberitahu HOLDA dimana DHARMA membawa VANIA dan FITRI. HILDA marah dan bergegas pergi. NINA menelpon BAMA dan menyampaikan kalua HILDA sudah pergi.

Operasi dilakukan dan FITRI drop, perawat menyangka kehilangan FITRI. DHARMA teriak lewat microfon dimana dia dan BILQIS memnyaksikan semua yang dilakukan ke FITRI. BILQIS mengancam DHARMA bila sesuatu terjadi pada FITRI maka DHARMA akan di ahibis juga. Namun DHARMA bilang nggak perlu kartena kalau FITRI mati, dia akan mati juga.

DAFI yang sedang menuju ke sebuah rumah besar merasa oleng dan ARYO memeganginya. FITRI bermimpi dan dalam mimpinya DAFI memanggil untuk tidak meninggalkannya. Di ruang operasi mesin EKG kembali berbunyi, DOKTER dan perawat lega dan melanjutkan operasinya. Operasi berhasil. DHARMA senang dan menelpon anak buahnya untuk melepaskan keluarga DOKTER.

DAFI di sebuah rumah besar dan merasa enakan. ARYO, DAFI dan SARAH lalu pergi. Sementara HILDA menyerbu ke klinik dan memaki DHARMA, mengingatkan kalau obsesi pada FITRI itu harus di hentikan. HILDA akan menghabisi FITRI, BILQIS marah. HILDA tak peduli dan berlari keluar ruangan hendak mencari FITRI. DHARMA teriak di nicrofon untuk segera membawa FITRI keluar. Di depan linik sebuah ambulans menunggu untuk membawa FITRI. HILDA berlari hendak menghabisi FITRI.

Sinopsis Fitri ANTV Hari Ini Kamis 8 Agustus 2019 Episode 58

Penulis : Panditio Rayendra
Editor: Panditio Rayendra
Berita Terkait