[RESENSI FILM] Crazy Rich Asians: Menangis dan Tertawa karena Cinta

Wayan Diananto | 22 September 2018 | 08:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - “Kalau suatu saat nanti kamu menimang cucu dari menantu yang kamu anggap pantas mendampingi putramu, Nick (Henry), ingatlah bahwa itu terjadi karena aku (menolak pinangan Nick). Aku, anak seorang imigran yang kamu anggap bukan siapa-siapa,” ucap Rachel Chu (Constance) kepada Eleanor Young (Michelle), sembari bermain mahyong.

Eleanor adalah istri seorang taipan yang bermukim di Singapura. Mendengar ucapan, itu, ia tertegun, matanya berkaca-kaca. 

Eleanor menentang hubungan Nick-Rachel setelah mengetahui calon menantunya memiliki masa lalu kelam. Ibu Rachel, Kerry (Tan), seorang imigran asal Tiongkok. Kerry kabur ke Amerika Serikat karena suaminya pelaku kekerasan dalam rumah tangga. Dalam pelariannya, ia berkenalan dengan pria asing lalu hamil. Data ini didapat Eleanor dari seorang detektif profesional.

Rachel dibawa Nick ke Singapura untuk dipertemukan dengan keluarganya sekaligus menghadiri pernikahan sahabatnya, Araminta (Sonoya Mizuno) dan Colin Khoo (Chris Pang). Sadar kisah cintanya terhalang perbedaan kasta, Rachel kemudian menolak lamaran Nick.

Crazy Rich Asians diadaptasi dari novel laris karya Kevin Kwan. Kisah ini sebenarnya rentan menjadi opera sabun dengan akhir yang gampang ditebak. Cinta terhalang kasta, calon mertua julid, dan gadis miskin tapi cantik sekaligus cerdas yang tertindas adalah elemen yang sinetron banget. Sineas Jon yang kita kenal lewat G.I. Joe: Retaliation dan Now You See Me 2 menyelamatkan film ini dari adegan-adegan receh level sinetron.

Rahasianya terletak pada arahan yang jeli sehingga kedua tokoh utama bersenyawa dengan amat natural. Sementara sejumlah karakter pendukung ditempatkan di beberapa titik dengan fungsi spesifik. Eleanor di tangan Michelle menjadi antagonis utama yang tenang namun sekalinya bicara dan berekspresi sukses menjatuhkan mental lawan. 

Peik Lin Goh (Awkwafina) dan keluarganya yang superheboh bukanlah sekumpulan badut yang didatangkan untuk dijadikan bahan lelucon. Peik yang membesarkan hati Rachel saat ia berada di titik terendah. Nenek Nick, Ah Ma (Lisa Lu), merupakan alasan mengapa pesta di rumah Nick digelar sekaligus memberikan latar yang lebih jernih soal Eleanor. Lalu, kita melihat Astrid (Gemma) satu-satunya orang waras di keluarga besarnya yang sinting. 

Pendek kata, tidak ada karakter mubazir di sini. Mereka menempati porsi masing-masing, tidak saling menggerus. Hasilnya cerita cinta yang ugal-ugalan, sarat gelak tawa, tapi tetap romantis dan membuat air mata berlinang di menit-menit akhir. Andai Crazy Rich Asians salah pengemasan, ia akan jadi roman picisan yang meninabobokan penonton dengan mimpi-mimpi yang ketinggian. 

Karenanya kita patut berterima kasih kepada Jon yang menjadikan film ini mewah namun tidak sampai membuat penonton dibuai mimpi. Yang kita ingat dari film ini, kegilaan sebuah keluarga, keteguhan cinta, dan manisnya persahabatan. Di belahan bumi mana pun, ketiga pesan ini penting, tidak pernah basi, dan selalu dibutuhkan. Crazy Rich Asians mengajak kita menangis dan tertawa karena cinta. Ditonton berkali-kali pun tidak membosankan.

Pemain : Constance Wu, Henry Golding, Michelle Yeoh, Gemma Chan, Tan Kheng Hua

Produser : Nina Jacobson, John Penotti, Brad Simpson

Sutradara : Jon M. Chu

Penulis : Peter Chiarelli, Adele Lim

Produksi : Warner Bros, SK Global, Color Force

Durasi : 2 jam

(wyn / gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait