Air & Api: Air, Api, Cinta, dan Rasa Peduli

Wayan Diananto | 4 April 2015 | 08:05 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - "Kepedulian terhadap sesama harus tertanam di hati semua orang, dengan atau tanpa seragam...." (Komandan Joe, 2015)

Air & Api (AA) tribute atau penghormatan kepada almarhum Iqbal Rais, sineas yang mencetak box office lewat The Tarix Jabrix (2008) dan Si Jago Merah (2008). 

Kesimpulan ini Anda dapat ketika menyaksikan AA pada lima menit pertama. Setelah menuntaskan film ini, Anda akan sadar film ini sebenarnya tribute untuk mereka yang memiliki rasa peduli. Para karakter yang berseragam oranye di film ini menunjukkan kepedulian terhadap keselamatan orang lain. Bagaimana dengan kita?

Rojak (Judika) dan Gito (Desta) ditugaskan Komandan Joe (Joe "Project Pop") mendampingi Komandan Dicky (Bucek) melatih petugas pemadam kebakaran angkatan baru. Para taruna baru telah mendaftar dan siap dilatih. Beberapa dari mereka memiliki latar menarik. Dipo (Dion) misalnya, anak pengusaha. Ayahnya (Ferry) meminta Dipo melanjutkan usaha keluarga.
    
Sisi (Enzy) semasa kecil kagum melihat ayahnya (Umar Lubis) ketika bekerja. Ayahnya petugas pemadam kebakaran yang gugur dalam tugas. Ia ingin mengenakan seragam biru tua yang juga dipakai ayah. Lain lagi dengan Radit (Tarra) si biang onar. Ayahnya (Dwi Yan) diam-diam mendaftarkan Radit sebagai petugas pemadam kebaran. Ndilalah, ayah Radit masih kerabat Dicky. 
    
Setelah menjalani pelatihan, Radit menghadapi kenyataan cewek yang diincarnya, Sisi, rupanya jatuh hati pada Dipo. Sementara Dipo telah memacari Tisha (Una). Segi tiga cinta membuat konsentrasi Dipo, Sisi, dan Radit buyar dalam menjalankan tugas. Komandan Dicky melayangkan sanksi tegas.
    
Dipayungi tema yang langka di industri kita (tentang petugas pemadam kebakaran), alur AA menjelma jadi pohon dengan cabang dan ranting yang rindang. Tiap-tiap karakter mempunyai kisah sendiri tanpa mengganggu batang utama. Menariknya, tidak semua karakter di film ini memiliki selera humor. Dipo, Radit, dan Sisi misalnya, seperti diciptakan untuk menguatkan drama.
    
Ketiganya seumpama dahan dan rating yang membuat AA terasa sejuk dan teduh. Sementara para senior yang kita kenal di Si Jago Merah (SJM) menjadi batang utama yang selalu mengingatkan kita bahwa betapa pun dramanya AA nanti, akarnya tetap SJM yang riang, kocak, dan tidak pernah membiarkan penontonnya pulang dengan tangan kosong. 
    
Itu ciri khas SJM yang digariskan sineas sebelumnya. Agar batang dan dahan-ranting ini tidak tercerai berai, maka hadir karakter Kirana (Marissa L. Nasution) yang kerap mengantar adiknya, Sisi, ke kantor pemadam kebakaran. Jadilah AA film yang komplet dan memiliki penceritaan runut. Setiap karakter memiliki peran. Masing-masing peran dimainkan aktor dan aktris yang tahu porsi. 
    
Ini kelebihan yang membuat AA mengasyikkan. Dari sekumpulan aktor dan aktris yang tahu porsi tadi, Tarra memberi kejutan! Ia sadar perannya (diam-diam naksir cewek, ceweknya naksir cowok lain, lalu tercipta cinta segi tiga dan seterusnya) berpotensi menimbulkan kebosanan. Temanya klasik, kalau tak mau dibilang klise. Namun Tarra menyiasati dengan pendekatan emosi yang lebih bertenaga. 
    
Caranya menatap Sisi, ketidaksukaan kepada Dipo, kekecewaan terhadap Dicky dan hidupnya sendiri digambarkan dalam ekspresi bervariasi. Kadang terlihat kesal, marah namun dipendam, marah yang diluapkan dalam kata, melihat dengan sorot mata tajam, hingga baku hantam. Tarra kami nilai berhasil memberi impresi dalam kisah yang mungkin sudah sering kita saksikan.
    
Ia seolah menggenapkan ujaran lawas yang mengatakan, "Kisah yang sama jika diinterpretasikan dengan gaya berbeda akan menghasilkan lakon mengasyikkan." Pujian juga patut kita berikan kepada Raymond dan penata artistik Tambul. Adegan di bawah air dan kebakaran gedung berhasil meyakinkan kami bahwa ini benar-benar terjadi. Selanjutnya, memberi sensasi tegang yang penonton inginkan.
    
Paduan artistik, pengarahan pemain yang cukup baik, dan akting sekali lagi sukses menciptakan kisah yang mengaduk emosi. Berhasil membuat kami tertawa, lalu merasakan tegang, sedih, untuk kemudian kembali tertawa bahagia. Ini pencapaian yang sejati dari elemen-elemen filmis yang dijahit dengan cukup rapi serta dikerjakan dengan hati. 

Akhirnya, AA mengajak Anda dan kami belajar lagi bahwa kemanusiaan seseorang tergambar jelas ketika kita mau peduli. 

Pemain    : Judika, Desta, Dion Wiyoko, Tarra Budiman, Enzy Storia, Bucek, Abdur Arsyad, Una 
Produser    : Chand Parwez Servia, Fiaz Servia
Sutradara    : Raymond Handaya
Penulis        : Hilman Mutaso, Away Martianto, Raymond Handaya
Produksi    : PT Kharisma Starvision Plus
Durasi        : 100 menit

(wyn/adm)
Foto: Dok. Starvision Plus 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait