Lamaran: Menangis dan Tertawa Ala Monty Tiwa

Wayan Diananto | 20 Juli 2015 | 08:54 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - JIKA sedang malas berpikir ruwet, kami mendefinisikan film bagus sebagai film yang mampu membuat terbahak kemudian minimal menitikan air mata.

Hal itu sering kami sampaikan di sesi rumpi-ngupi-cantik dengan sesama peresensi atau kawan-kawan yang meminta petunjuk sebelum pergi ke bioskop untuk memastikan uang Rp 50 ribu yang dikeluarkan untuk gebetan, pacar, atau pasangan tidak mubazir.

Jika Anda sealiran dengan kami dalam mendefinisikan film bagus, maka Lamaran tak boleh Anda lewatkan.

Seorang pria menyelinap ke kantor pengacara Tiar (Acha) untuk menembak Basuki (Marwoto),  saksi kasus korupsi yang menggegerkan negeri ini.

Tiar menjepit lengan si penembak dengan pintu kaca. Baku pukul terjadi. Beberapa reporter dan kameraman yang sedari tadi menunggu di ruang tunggu mengabadikan insiden dramatis itu. Wajah Tiar segera menghias televisi dan koran.

Popularitas Tiar membuat pengusaha Arief Rupawan (Dwi) gerah. Sejak itu, seseorang yang tidak kalah misterius mengutus agen Ari (Arie) dan Sasha (Sacha S.) untuk melindungi Tiar. Ari dan Sasha merekrut resepsionis berdarah Sunda untuk berpura-pura menjadi pacar Tiar. Namanya, Aan (Reza). Celakanya orang tua Tiar menganggap hubungan Tiar dan Aan serius.

Ide membenturkan budaya Sunda dan Batak efektif memicu kejadian-kejadian kocak. Memasak daging anjing bagi saudara-saudara kita di Sumatera Utara lumrah. Di sisi lain, urang Sunda dan menu lalapan bagai dua sisi mata uang.

Ketika dua ibu dari dua pulau duduk semeja, terjadilah kekonyolan yang tidak mungkin membuat kita muram. Andai dagelan sekelas Cassandra-Monty ini dilakonkan oleh aktor dan aktris medioker, Lamaran akan berlangsung garing.

Acha, Reza, Lina, Cok, sampai Wieke Widowati sadar akan hal ini. Tiga puluh menit pertama membuat kami curiga proses produksi film ini berjalan minus reading yang cukup.

Untunglah, lepas dari menit ketiga puluh, Monty and the gang mulai tune in satu sama lain. Di sisi lain, para komika kita seperti Arie Kriting hingga Mongol  memberi umpan balik yang berimbang. 

Lamaran terasa segar tanpa kehilangan elemen romansa dan haru. Momen Tiar belajar menjadi resepsionis, salah satu yang membuat kami berseloroh, “Oh, so sweet...”

Lamaran mengingatkan kami pada kekocakan Kapan Kawin? atau Testpack yang ndilalah juga ditangani Monty. Ketimpangan dalam mengolah tema hukum dan keluarga kami maafkan berkat keluwesan Monty dalam mengelola momen sendau gurau serta memberi waktu bagi penonton untuk berkaca-kaca.

Adegan Favorit

Bu Sarigar naik ke panggung stand up comedy disaksikan putrinya, Tiar. Ia hendak unjuk gigi. Beberapa saat sebelum berkelakar, ia melihat penonton. Tak ada seseorang yang dia tunggu-tunggu. Bibirnya kaku. Lidahnya kelu. Penonton mulai menyoraki dengan kata “Huuuu!” Kami mewek. Ibu Batak itu mencari-cari calon menantu yang selama ini menyemangatinya.

Pemain    : Acha Septriasa, Reza Nangin, Cok Simbara, Arie Kriting, Lina Marpaung, Dwi Sasono
Produser    : Gope Samtani
Sutradara    : Monty Tiwa
Penulis        : Cassandra Massardi
Produksi    : Rapi Films
Durasi        : 100 menit

 

(wyn/gur)

 

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait