4 Cara Membuat Si Dia Mencintai Anda Lebih dan Lebih Lagi

AURA | 26 Maret 2021 | 01:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Jarang sekali cinta berjalan sejajar. Jika salah satu porsi cintanya lebih besar dari yang lain, mungkin Anda berharap itu pacar Anda. Begitu pula sebaliknya. Kita ingin dicintai, lebih dan lebih lagi!   Nyatanya, hampir semua hubungan berjalan berat sebelah, walaupun perbedaannya sangat tipis. Dengan memahami hal itu, cobalah berusaha agar pacar lebih mencintai Anda. Siapa tahu Anda bisa lebih bahagia.

Biasanya wanita memberi lebih banyak
Banyak tekanan pada wanita, baik sengaja atau tidak, untuk menjadi seseorang yang lebih mencintai pasangannya. Dari cerita-cerita yang ada misalnya, cenderung memberikan pandangan yang berat sebelah, lebih menyenangkan pria. Coba saja tokoh wanita yang ada dalam The Other Side of Midnight-nya Sidney Sheldon. Ia pergi berkeliling dunia, mendapat pengalaman yang begitu kompleks hanya untuk memperoleh cinta dari seorang pria yang begitu dicintainya. 

Memang banyak contoh seperti itu. Dalam film, yang diilhami buku berjudul sama, Gone with the Wind, Scarlett O'Hara, juga pemerannya, Vivien Leigh, sepanjang hidup didominasi harapan, suatu hari nanti suaminya (Laurence Olivier) akan mencintainya sebesar ia mencintai suaminya. Tujuh tahun setelah Olivier meninggalkan, Leigh terbaring menjelang ajal hanya ditemani foto suaminya. Tragis memang, tapi romantis.

Menurut Jane Hawksley, psikoterapis dan konselor, cinta seringkali sangat mempengaruhi wanita, bahkan pada wanita secantik Vivien Leigh. Jika itu bisa terjadi pada Leigh, berarti bisa saja terjadi pada setiap orang, termasuk Anda.  Hawksley mengatakan, ''Wanita memang dikondisikan lebih berorientasi pada hubungannya, dibandingkan pria. Jika wanita memuja seorang pria, ia akan memberikan lebih dan lebih banyak. Ia menjalani seluruh hidupnya hanya untuk mendapatkan pria yang dicintai. Dia tidak punya teman sejati, tidak punya minat atau ambisi dalam karier. Cintanya itulah karier yang dimilikinya.'' 

Pria, sebaliknya, ''Cenderung membagi kehidupannya, agar tidak merugikan. Nyatanya hal ini memang baik untuk mereka,'' tambah Hawksley. 

Menyamakan kedudukan

Saat pacar lebih mencintai Anda, bisa jadi porsi cinta Anda berdua sama. Pendapat Hawksley didasarkan pada pengalamannya selama 20 tahun menangani pasangan yang punya masalah. ''Jika si pria bisa lebih banyak mencintai, dan si wanita memberi lebih sedikit, mereka berdua justru akan lebih bahagia.'' 

Misalnya, Mita. Sebelum bertemu Tedi, dia sudah menjalani sekian banyak hubungan yang tidak seimbang. Sekarang dia percaya pendapat Hawksley, ''Pria harus lebih cinta, jika tidak, ia tahu sudah bisa mendapatkan Anda dan akan berhenti berusaha lebih jauh.'' 

Bagaimana Mita berubah? Awalnya ia lelah mencari cinta yang seimbang, sampai ia menyerah, untuk sementara waktu. Saat bertemu Tedi, walaupun tertarik, Mita menekankan hubungan mereka hanyalah teman. ''Tedi mengajak berlibur, saya setuju dengan syarat kami pergi bersama teman-teman lain dan menginap di kamar yang terpisah. Saya tahu diri, dengan membuat jarak, saya tetap mampu berpikir dengan akal sehat, bukan perasaan.'' 

Jadi Tedi harus sabar menunggu Mita. Sekarang ini mereka pacaran, tapi Mita merasakan hal yang baru sama sekali. Ia mengatakan, ''Saya mencintainya, tapi tidak sampai membuat kehidupan saya selalu terfokus pada Tedi. Saya meneruskan kehidupan saya, punya teman dan karier sendiri, dan saya merasa lebih bahagia daripada sebelumnya.'' 

Tedi sendiri menyukai pola hubungan semacam ini. Ia merasa tertantang, ada sesuatu yang harus diperjuangkan. Ia juga merasa lebih bahagia dibandingkan sebelumnya dan akan menikah dengan Mita dalam waktu dekat.

Jangan terlalu mempermudah hidup si dia

''Walaupun tidak sepenuhnya benar, nyatanya suatu hubungan akan berjalan baik jika si pria benar-benar mencintai si wanita. Jika sebaliknya, si wanita yang mengejar pria, justru akan menemui banyak rintangan,'' ujar Hawksley. Ia menambahkan, ''Saya pikir, banyak wanita yang membuat hidup pria lebih mudah. Mereka sangat memuja dan mengabdi pada pasangannya. Jika berhasil membuatnya berjuang demi Anda, tidak ada ruginya bagi hubungan Anda berdua. Apalagi jika si pria berpikir bahwa cintanya memang patut diperjuangkan. Lebih baik mengetahuinya lebih cepat 'kan?'' 

Tapi tidak dapat dipungkiri, jika sedang jatuh cinta, kita akan melakukan segalanya demi pria yang dicintai. Ingin membuatnya bahagia. Itu bisa dipahami. Tapi terkadang wanita terlalu berlebihan, berharap dapat menciptakan ketergantungan yang dapat mengikat pasangannya. ''Padahal yang terjadi sebenarnya, hanyalah adanya tuntutan yang terus berulang pada suatu lingkaran keputusasaan, dalam udaha membuat pasangannya bahagia,'' ujar Hawksley. 

Jadi bagaimana seharusnya kita bersikap, jika benar-benar mencintainya dan menginginkan hubungan yang lebih dalam  tanpa pacar kita merasa ditekan? Solusinya dengan mencoba menahannya. Jangan biarkan dunia Anda hanya berada di seputar si dia. 

Hawksley mengatakan, ''Anda harus yakin, Anda juga bisa eksis tanpa si dia. Anda harus punya kehidupan dan minat sendiri. Jangan buat si dia jadi pusat kehidupan. Biasanya wanita selalu melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak diinginkan, hanya untuk menyenangkan si dia. Sebaliknya pria justru jarang melakukannya.''

Biarkan si dia berjuang untuk membuktikan cintanya

Anda mulai melakukan perhitungan? Jika ya, berarti Anda mulai realistik. Hawksley mengingatkan, ''Pria akan melakukan hal terbaik selama tahap awal saat berusaha menarik perhatian Anda. Wanita membuat kesalahan dengan berpikir, hal ini akan terus berlangsung. Padahal tidak. Di tahap awal, si dia sangat termotivasi dan berusaha keras.'' 

Bagaimana caranya menjaga hubungan tetap bergairah seperti di awal masa pacaran? Anda harus mengesampingkan semua fantasi romantis. Titi, misalnya. Dia lebih mencintai pacarnya. Selama 4 tahun masa pacarannya dengan Ian, Titi selalu berusaha memberikan lebih, dalam usaha membuat Ian lebih mencintainya. 

Mengirim hadiah mahal, telegram ke rumahnya, menghabiskan akhir minggu untuk mengetik tesis Ian. Bahkan menyetir mobilnya agar Ian dapat beristirahat. Walaupun sudah diperingatkan beberapa temannya, Titi tidak peduli. Sampai satu saat Ian datang dan memberitahukan ia akan menikah dengan wanita lain. Salah satu temannya mengatakan, ''Titi merasa seluruh dunia hancur, ia menolak pergi keluar selama 3 bulan. Akhirnya kita memaksanya pergi keluar.'' 

Dengan pengalaman yang didapat bersama Ian, Titi bisa mengambil hikmahnya. Sekarang Titi bisa berpikir lebih jernih dalam memandang suatu hubungan. ''Saya tahu ada saat di mana saya akan menemukan pria yang tepat, dapat diandalkan, yang selalu ada saat saya membutuhkan. Mungkin seseorang yang cukup menyenangkan, tapi lebih bertanggungjawab.'' 

Banyak hal yang bisa dilakukan dalam kehidupan untuk menghabiskan waktu dan energi Anda, selain si dia. Seorang wanita menyarankan, ''Seharusnya pria memang jadi pasangan yang lebih mencintai pasangannya, karena mereka suka bila mendapat tantangan dalam kehidupannya.'' Jadi kenapa kita tidak mencoba memberikannya pada mereka? Siapa tahu hidup kita jadi lebih berwarna dan lebih bahagia. 

Penulis : AURA
Editor: AURA
Berita Terkait