Sering Dicap Bikin Bodoh, Ini 4 Fakta Ilmiah MSG alias Monosodium Glutamat Versi Dokter

tabloidbintang.com | 6 Juli 2022 | 03:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - MSG alias Monosodium Glutamat sering dikambinghitamkan sebagai penyebab kebodohan. Stigma ini diluruskan oleh Medical Doctor and Health Content Creator dr. Kevin Mak dalam webinar bertajuk “Peran Umami dalam Mewaspadai Asupan Garam Berlebih untuk Hidup Lebih Sehat” hasil kolaborasi Ajinomoto dan Katadata, Selasa (5/7/2022).

Kevin menguak 4 fakta ilmiah seputar MSG. Pertama, belum ada penelitian sampai tahun ini yang menyatakan MSG berdampak negatif ke otak baik skala kecil, menengah, maupun besar.

“Kedua, menurut beberapa penelitian, Glutamat yang terdapat di MSG berperan aktif dalam pembentukan memori. Glutamat adalah asam amino yang berperan sebagai neurotransmitter atau dalam bahasa kedokterannya senyawa yang membantu proses otak kita berjalan efektif dan optimal,” katanya. Ketiga, jurnal dari FAO et al (2000) menyebut MSG tak menyebabkan kerusakan sel saraf. Tidak ada hubungannya dengan otak, sistem saraf pusat, maupun tepi. Terakhir, MSG bersifat self limiting. Artinya saat memasak pakai MSG, Anda bisa menakar karena ia berikatan dengan reseptor di lidah.

“Kalau sudah merasa cukup dengan citarasanya, kita tidak akan menambahkan MSG dalam jumlah berlebih. Itulah self limiting. Lidah kita punya kemampuan mengontrol kadar umami atau rasa gurih yang dihasilkan MSG. Jadi kemungkinan terjadinya kelebihan MSG sangat kecil,” ulas Kevin Mak.

Kesimpulannya, MSG tidak menyebabkan atau berhubungan dengan kerusakan sistem otak penyebab kebodohan, kerusakan otak, maupun sistem lainnya.

Brand Communication Manager Ajinomoto, Angga Marthadhi Putra, mengulas Ajinomoto hadir di Indonesia sejak 1969. Ia konsisten berkontrubusi bagi kesehatan keluarga Indonesia dengan membuka kekuatan asam amino demi mengatasi masalah makanan dan kesehatan.

“Lewat webinar ini kami perkenalkan kembali kampanye ‘Bijak Garam’ yang sejalan dengan gerakan Kementerian Kesehatan RI untuk membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak. Kami menyuarakan pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia hidup lebih sehat dengan mengurangi penggunaan garam dalam masakan,” ujar Angga.

Penulis : tabloidbintang.com
Editor: tabloidbintang.com
Berita Terkait