Kiat Menghindari Cidera Bagi Penggemar Olahraga Lari

Khairiyah Sartika | 21 Januari 2015 | 16:32 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - TREN olahraga lari tengah menggebu di Indonesia. Semakin banyak orang mulai terjun mengikut berbagai kegiatan lari dan bahkan menjadikannya sebagai rutinitas dan gaya hidup.

Akan tetapi, banyak pelari tak menyadari berbagai resiko yang mungkin ditimbulkan akibat olahraga ini. Salah satu yang paling sering terjadi yaitu cidera, khususnya di bagian kaki.

Karena itu sangat penting bagi setiap pelari untuk memperhatikan kebiasaan, pola lari dan alat yang digunakan saat latihan maupun saat berlari.

"Di Indonesia lari sangat populer sekarang. Tapi kemingkinan untuk cidera sangat tinggi. Terutama di atas 30 - 40 tahun jumlahnya lebih tinggi," demikian disampaikan Brian J. Billdt, Founder dan Presiden PrimaFitGroup saat ditemui di FX Sudirman, Jakarta, Rabu (21/1).

Pria lulusan University of Washigton yang sudah 30 tahun terjun di dunia kebugaran Indonesia menyebutkan, sebanyak 80% pelari dilaporkan cidera dalam waktu 12 bulan terkahir.

Sejumlah 23 persen tercatat mengalami cidera lutut dan 14 persen plantar fascitis. Akibatnya, 31 persen pelari akhirnya tidak dapat ikut serta dalam kompetisi lari akibat cidera yang dialami.

Namun kini tersedia berbagai solusi dan cara yang dapat dilakukan para pelari untuk mengurangi resiko cidera. Tersedia pula berbagai alat kebugaran dan kesehatan yang mampu menjadi jawaban bagi yang ingin berlatih dan tetap berlari dengan cara aman.

Seperti yang dikeluarkan PrimaFit yang memperkenalkan alat revolusioner dari Octane Fitness bernama Zero Runner.

Alat ini diciptakan bagi para pelari yang ingin berlatih dengan cara praktis terutama bagi yang ingin mengikuti perlombaan lari jarak menengah dan jauh.

Ini menjadi salah satu cara mencegah kemungkin cidera yang dapat ditimbulkan saat berlatih di luar atau outdoor. Pasalnya alat ini menghilangkan efek hentakan atau zero impact pada lutut saat lari.

Selain fleksibel dan memungkinkan pelari untuk berlari lebih cepat sekaligus menguatkan otot kaki, solusi seperti ini turut membantu pencapaian target lari layaknya tengah lari di luar ruangan.

Zero Runner bekerja tanpa listrik namun memanfaatkan kekuatan hidrolik. Ini dilengkapi pula dengan penghitungan detak jantung, kemampuan menghitung kecepatan dan jarak lari serta penyimpanan data untuk dilihat kembali (running track record).

Ada pula konektivitas Bluetooth yang dapat dihubungkan dengan perangkat smartphone untuk disambugkan dengan aplikasi Smartlink. Aplikasi ini berfungsi merekam latihan yang sudah dilakukan, tujuan latihan, jangka waktu dan kecepatan saat lari.

Dengan itu, para pelari tetap dapat berlari dengan cara lebih efisien dengan waktu lebih lama dan jarak lebih panjang dan yang terpenting, menghindari kemungkinan cidera.

(tika/gur)

Penulis : Khairiyah Sartika
Editor: Khairiyah Sartika
Berita Terkait