Yuk, Kenali Berbagai Macam dan Jenis Alat Kontrasepsi

Redaksi | 4 Oktober 2019 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Anda tentu sedikit banyak mengetahui tentang program Keluarga Berencana atau KB. KB adalah gerakan untuk membentuk keluarga sehat dan sejahtera dengan membatasi jumlah kelahiran. Jumlah anak dalam keluarga yang dianggap ideal adalah 2 orang.

Gerakan ini dimulai pada akhir tahun 1970-an hingga sekarang. KB merupakan sebuah program pencegahan yang paling dasar dan utama bagi wanita.

Perencanaan jumlah keluarga dapat dilakukan dengan membatasi kehamilan menggunakan alat-alat kontrasepsi penanggulangan kelahiran yang banyak macamnya.

Namun, apakah Anda mengenal betul tentang program ini dan berbagai macam pilihan alat kontrasepsi yang ditawarkan? Menurut hasil survei yang dilakukan pada tahun 2011 berjudul “Clueless or Clued Up : Your Right to be Informed About Contraception”, menunjukkan bahwa terdapat 30 persen responden Asia mendapat informasi salah mengenai kontrasepsi.

Bagaimana dengan Anda?

Terkadang para wanita pun kesulitan untuk menentukan pilihan alat kontrasepsi yang akan digunakan. Terlebih dengan adanya mitos-mitos yang beredar tentangnya.

Nah, kali ini akan dibahas berbagai pilihan kontrasepsi dan mitos serta fakta dibaliknya. Baik Anda yang baru akan membentuk keluarga atau sudah berkeluarga, tidak ada salahnya bila Anda mengetahui lebih dalam mengenai berbagai jenis kontrasepsi yang dapat dipilih. Setelah itu Anda dapat mendiskusikannya dengan pasangan dan dokter Anda.

Macam-Macam Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat dari pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma. Kontrasepsi ada yang temporer dan ada yang permanen.

1. Kontrasepsi Temporer

Kontrasepsi temporer bersifat sementara dan bertujuan menunda kehamilan atau mengatur jarak antar kehamilan. Jenis kontrasepsi ini dapat digunakan jika Anda belum ingin memiliki anak dalam jangka waktu tertentu, dan dapat dilepas jika Anda telah siap memiliki anak kembali. Ada beberapa jenis, yaitu : 

A. Pil

Kontrasepsi dalam bentuk pil yang diminum bekerja menggunakan hormon progesteron, hormon estrogen, atau salah satunya yang bekerja untuk mencegah terjadinya ovulasi. Berfungsi dengan efektif jika dikonsumsi secara teratur.

Pil dapat digunakan untuk menghindari kehamilan pertama atau menjarangkan waktu kehamilan berikutnya sesuai dengan keinginan Anda.

Kekurangannya adalah, pil ini tidak melindungi dari penularan penyakit seksual. Terdiri dari pil gabungan atau kombinasi yangmengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progesteron.

Perlu kecermatan dalam pemakaiannya yang mana per 28 hari, pil dikonsumsi setiap hari untuk 21 hari dan tidak dikonsumsi untuk 7 hari.

Ada pula pil mini yang mengandung dosis kecil progesteron dan tidak mengandung hormon estrogen. Dapat dikonsumsi oleh wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi mengandung estrogen karena mengidap tekanan darah tinggi atau kegemukan.

B. Kondom

Kondom adalah pilihan alat kontrasepsi yang paling populer di masyarakat. Berbentuk kantung karet tipis yang biasanya terbuat dari lateks, tidak memiliki pori, dipakai oleh pria untuk mencegah sperma agar tidak masuk ke dalam tubuh wanita. Kondom memiliki banyak kelebihan, misalnya harganya terjangkau, mudah dibeli termasuk di mini market terdekat dan dapat mengurasi risiko penularan penyakit seksual termasuk HIV/AIDS. Hanya saja, kondom adalah alat sekali pakai dan hanya efektif bila dipasang dengan tepat

C. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) adalah perangkat plastik berbentuk huruf T yang diletakkan di dalam rahim yang berguna untuk    menghadang sperma agar tidak membuahi sel telur. Penggunaan alat kontrasepsi ini pemasangannya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan.

Bagi ibu menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu. AKDR ada yang terbuat dari tembaga, seperti ParaGard yang dapat bertahan hingga 10 tahun dan ada yang mengandung hormon, seperti Mirena yang perlu diganti tiap 5 tahun sekali. Kelebihan dari menggunakan ADKR adalah waktu pemakaiannya sekali untuk jangka panjang dan Anda bisa segera kembali subur setelah AKDR Anda dilepas oleh dokter.

Namun, bagi beberapa orang penggunaan alat ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman serta berpotensi menimbulkan efek samping berupa rasa kram dan menambah menstrual bleeding.

D. Suntikan

Kontrasepsi dengan metode suntikan adalah dengan menyuntikkan obat pencegah kehamilan yang pemakaiannya dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat tersebut pada wanita subur. Obat ini berisi Depo Medorxi Progesterone Acetate (DMPA). Penyuntikan dilakukan pada otot di bokong atau pada pangkal lengan. Suntikan bertahan hingga 3 bulan dan dapat digunakan oleh wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi mengandung estrogen. Namun jenis ini tidak melindungi Anda dari penyakit kelamin yang menular melalui hubungan seks serta memiliki efek samping seperti mual dan nyeri pada payudara.

E. Implan

KB implan memiliki bentuk garis atau tabung tipis sepanjang 40 mm dan selebar 2 mm yang mengandung hormon progesteron dan terbuat dari bahan plastik. Implan ini mencegah pembuahan atau kesuburan dengan cara menebalkan lendir pada leher mulut rahim, serta membuat lapisan pada rahim menipis, sehingga sperma sulit untuk membuahi dan rahim tidak siap untuk terjadinya kehamilan. Dapat bekerja efektif hingga 3 tahun lamanya namun memiliki efek samping seperti rasa perih pada kulit di sekitar implan dipasangkan, nyeri, bengkak, serta kemungkinan menstruasi menjadi tidak teratur

E. Spermatisida

Dapat berbentuk busa, krim atau jelly yang berfungsi membunuh sel  sperma. Bahan ini ditempatkan dalam vagina sebelum berhubungan seksual, beberapa di antaranya dilakukan 10-30 menit sebelumnya untuk menghambat geraknya sel sperma atau bahkan  membunuhnya. Walau mudah dilakukan, alat kontrasepsi ini tidak melindungi dari penyakit kelamin menular dan dapat menimbulkan iritasi.
 
 
2.    Kontrasepsi Permanen

Kontrasepsi permanen diperuntukkan bagi Anda yang sudah memiliki keturunan dan memutuskan bahwa Anda dan pasangan sudah tidak ingin memiliki keturunan lagi. Kontrasepsi permanen dilakukan  dengan cara sterilisasi, yaitu dengan cara :
 
A. Tubektomi 

Sterilisasi pada wanita dengan cara pemotongan dan pengikatan saluran telur atau tuba falopi, sehingga sel telur tidak keluar dari ovarium. Hampir 100% efektif dan bersifat permanen. Tidak diperlukan perawatan harian dan tidak mempengaruhi kadar hormon. Namun hal ini dilakukan dnegan metode bedah dan membutuhkan biaya yang cukup mahal.
 
B. Vasektomi

Sterilisasi pada pria yang dilakukan dengan menutup saluran vas defrens yang membawa sperma dari testis ke sistem reproduksi. Bersifat permanen sehingga kondisi yang telah diubah hampir tidak bisa dikembalikan seperti semula. 

Nah setelah Anda mengetahui berbagai jenis alat kontrasepsi yang dapat dipilih, Anda dapat mendiskusikan dengan pasangan Anda, seperti apakah kontrasepsi yang cocok untuk Anda.

Anda pun tidak perlu khawatir dengan banyaknya mitos yang beredar. Apa saja sih mitos dan fakta dibaliknya? Anda bisa membacanya di Tabloid Bintang Indonesia edisi 1300 yang sudah terbit minggu ini!

 

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait