Makna Filosofis di Balik Warna Kain Tradisional Indonesia

Ari Kurniawan | 28 Februari 2019 | 07:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Beberapa tahun yang lalu, keberadaan kain tradisional Indonesia masih mengisi ruang-ruang perjamuan formal, upacara adat, dan beberapa acara khusus. Kini, kain tradisional lebih fleksibel digunakan dalam berbagai kesempatan, tanpa mengurangi makna filosofis yang terkandung di dalamnya. 

Sekolah mode Esmod Jakarta berperan aktif dalam pelestarian, pengenalan, dan pemberdayaan kain tradisional. Salah satunya lewat keikutsertaan di ajang Adiwastra Nusantara 2019. Acara bertema Wastra Adati Generasi Digital itu digelar pada 20-24 Maret mendatang di Jakarta Convention Center, Jakarta. 

Esmod Jakarta bakal menampilkan hasil karya alumninya, antara lain koleksi kain asli Indonesia dan dimodifikasi dengan tampilan modern. Kain-kain tersebut menggunakan detail pengerjaan yang memadukan teknik klasik dan modern. 

Ratri Wijaya Kusuma salah satu alumni Esmod Jakarta yang sukses  membuka Rumah Batik Wijaya, mengusung konsep Feminisme Hong membawa Pesona Batik Peranakan dalam akulturasi Budaya antara Indonesia dengan warga Tionghoa yang ada di Indonesia. 

Mengambil tema Burung Hong, di mana diartikan rajanya burung dan unsur apinya terkuat, dengan sifat feminimitas, kelembutan dan keagungan. Ratri memadukan unsur batik dan kain brokat, dengan memadukan beberapa warna sarat makna. Di antaranya hitam yang merupakan lambang kesetiaan, putih lambang kejujuran, merah yang berarti kesantunan, dan hijau yang mewakili keadilan.

Selanjutnya ada alumni Esmod Jakarta tahun 2016, Delyanadia Ulimasari atau yang lebih dikenal dengan Denad Ulima. Ia membawa koleksi The Reign, yang menggunakan Songket Palembang yang dikemas dengan gaya masa kini. 

Pembuatan songket handmade dengan motif buatan sendiri ini telah menghabiskan waktu empat bulan. Warna yang digunakan adalah warna hijau, coklat, dan putih. Di koleksi ini, Denad ingin mengangkat cara baru untuk menggunakan kain warisan budaya Indonesia dalam bentuk outfit modern yang bisa dipakai oleh generasi milenial.

(ari/ari)

Penulis : Ari Kurniawan
Editor: Ari Kurniawan
Berita Terkait