Isu Body Shaming Di Kalangan Cewek Lebih Kuat Daripada Cowok, Ini Kata Psikolog

Wayan Diananto | 1 Mei 2019 | 00:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Isu body image dan body shaming belakangan menguat. Tak hanya di dunia nyata, praktik body shaming dan turunannya seperti mom shaming menjalar ke jagat maya. Psikolog dari Klinik Brawijaya, Brawijaya Women and Children Hospital Jakarta Selatan, Marcelina Melisa menjelaskan, sebenarnya body shaming tak hanya terjadi di kalangan perempuan. Laki-laki pun bisa menjadi pelaku atau korban body shaming

"Cewek dan cowok sering tak percaya diri dengan bagian tubuh tertentu. Dari pengalaman saya, isu body shaming dan body image di kalangan cewek lebih kuat serta detail daripada cowok. Cowok biasanya menyoal tinggi badan. Kalau cewek lebih detail dari bentuk rambut sampai tahi lalat dibahas. Hal yang harus dilakukan cewek, lakukan penerimaan diri lalu perlahan tumbuhkan rasa percaya diri," ulas Marcelina kepada tabloidbintang.com di Jakarta Selatan, Selasa (30/4) kemarin.

Marcelina menyampaikan hal ini dalam gelar wicara dan peluncuran lensa kontak bulanan terbaru Acuvue Vita dari Johnson&Johnson. Cewek, kata Marcelina, kerap tidak percaya diri pada bagian tubuh tertentu. Entah jidat yang jenong, mata minus, hingga lengan yang tampak besar saat difoto. Jika pernah merasakan hal serupa, Marcelina menyarankan Anda untuk menerima bagian tubuh yang kurang dibanggakan itu.

"Sadari bahwa bagian yang tidak Anda banggakan itu bisa jadi diinginkan oleh perempuan lain. Selain itu, milikilah kemampuan khusus, tak harus yang muluk. Kemampuan merapikan kamar dan menjaganya agar tetap tertata misalnya, tidak semua orang bisa, lo. Peran orang tua sebagai sahabat anak yang beranjak remaja juga penting untuk menangkal efek body shaming. Perkembangan psikis remaja sering labil. Dimusuhi teman sekelas saja bisa bikin anak ngotot pengin pindah sekolah," Marcelina mengingatkan.

Sadar menumbuhkan rasa percaya diri sangat penting, Johnson&Johnson memperkenalkan Acuvue Vita, lensa kontak silikon hidrogel bulanan dengan teknologi HydraMax untuk mempertahankan kelembapan lensa sembari menjaga tingkat deposisi di level rendah serta mengurangi laju penguapan di lensa. Brand Manager Acuvue PT Johnson&Johnson Indonesia, Mia Al Maidah, percaya lensa kontak ini menambah rasa percaya diri remaja maupun mahasiswa.

"Pada 2015, jumlah populasi kelompok remaja khususnya usia kuliah (19-23 tahun) di Indonesia mencapai 21,6 juta jiwa. Mereka beraktivitas di ruang kuliah dan tempat lainnya. Kami mendukung generasi muda mengekspresikan potensi diri salah satunya dengan menambah rasa percaya diri lewat penglihatan yang jernih. Salah satunya dengan lensa kontak bulanan Acuvue Vita ini," Mia menjelaskan.

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait