Umrah di Era New Normal, Pengalaman Wasekjen MUI

Redaksi | 1 Februari 2021 | 21:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Umroh new normal sebenarnya sudah lama terdengar di Indonesia, sejak pertengahan 2020, namun praktek riilnya mulai bermunculan berlakangan ini. Wakil Sekretaris Jenderal MUI Bidang Fatwa, Dr KH Fahrur Razi Burhan, menceritakan pengalamannya umroh di era new normal

Suasana umroh new normal terasa begitu sepi dibandingkan biasanya. Ada beberapa tahapan protokol kesehatan yang harus dijalankan, seperti tes swab PCR maupun isolasi mandiri.  

Proses pendaftaran dan pengurusan umroh berlangsung cepat. Dia mengirimkan data melalui email pada Jumat (22/1) dan pada Sabtu (23) visanya sudah terbit. Pada Ahad (24/1) menjalankan isolasi mandiri untuk kemudian swab PCR. Keesokan harinya, ketika sudah dinyatakan negatif, boleh berangkat ke Jeddah.

Tiba di Madinah, katanya, jamaah diwajibkan melaksanakan isolasi mandiri selama tiga hari penuh di hotel. Jamaah diharuskan tetap tinggal di dalam kamar, bahkan ibadah juga dilaksanakan di dalam kamar masing-masing. Pelayanan selama karantina dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat. Makanan dikirimkan melalui box nasi.

"Hari ketiga (hari terakhir isolasi mandiri) dilakukan test swab PCR, hanya mulut, tidak termasuk hidung seperti di Indonesia. Tes dilakukan malam hari dan besok paginya keluar hasil. Bila negatif, kita diizinkan masuk masjid. Di dalam masjid pun dilakukan social distancing dengan tanda-tanda hijau di lantai masjid,” ujarnya.

Umroh para era new normal memang terlihat sepi, namun protokol berlangsung ketat. Kalau biasanya bebas masuk ke wilayah Raudlah, pada era new normal, sekalipun jamaah umroh tidak banyak, ada syarat khusus. Setiap jamaah yang ingin ziarah di Raudlah harus mendaftar melalui aplikasi, baru kemudian dibolehkan masuk.

“Sekarang itu shalat di Raudlah alhamdulillah longgar, namun harus daftar dulu melalui aplikasi atau perusahaan penyedia jasa umroh,” ujarnya.

Untuk thawaf, imbuhnya, bisa dilaksanakan dengan sangat lancar dalam beberapa menit. Ini karena jamaah umroh yang memang jumlahnya tidak banyak, diberikan jalur khusus. Sedangkan untuk sai, para jamaah umroh berjalan seperti biasa dengan tetap jaga jarak. Jamaah umroh juga bisa menyewa sepeda listrik dengan biaya 115 riyal untuk menyelesaikan sainya.

Artikel ini diambil dari laman mui.or.id.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait