Forum Silaturahmi Alumni HMI Lintas Generasi Laporkan SBY ke Bareskrim Mabes Polri

TEMPO | 11 November 2016 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sejumlah orang yang menamakan diri Forum Silaturahmi Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Lintas Generasi mendatangi gedung Badan Reserse Kriminal Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis, 10 November 2016. Mereka ingin melaporkan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Kami sangat menyayangkan pidato SBY pada 2 November yang kami duga memprovokasi masyarakat yang ingin melakukan aksi damai," kata Koordinator Forum Silaturahmi Alumni HMI, Mustaghfirien, Kamis 10 November 2016.Menurut dia, secara tersirat SBY tidak terlepas dari kepentingan politik partainya yang mendorong salah satu calon gubernur DKI Jakarta.

 

"Pidato SBY pada 2 November kami duga mengandung tindak pidana penghasutan, sehingga kami mendorong Bareskrim Polri untuk menindaklanjuti dugaan tindak pidana itu," ujar Mustaghfirien. Dia juga meminta polisi mengungkap dan menangkap aktor-aktor politik yang diduga memanfaatkan demonstrasi 4 November 2016. Komunitas ini menduga salah satu orang yang dimaksud Presiden Joko Widodo aktor politik yang menunggangi demonstrasi adalah SBY.

 

Salah satu ucapan SBY yang membuat forum ini keberatan yaitu, "tidak mungkin tidak ada ribuan rakyat berkumpul hanya untuk happy-happy, jalan-jalan, lama tidak lihat Jakarta misalnya itu. Barangkali karena merasa yang diprotes itu dan tuntutannya itu tidak didengar. Nah, kalau sama sekali tidak didengar, diabaikan, sampai lebaran kuda masih akan ada unjuk rasa."

 

Sekretaris Forum Silaturahmi Alumni HMI, Adhel Setiawan, juga menyampaikan petikan ucapan Ketua Umum Partai Demokrat yang dianggap bernada penghasutan dan ancaman mengenai proses kasus Ahok. Pernyataan SBY itu yakni, "jadi kalau ingin negara kita ini tidak terbakar oleh amarah para penuntut keadilan, jangan salah kutip, negara ini tidak terbakar oleh amarah para penuntut keadilan. Pak Ahok ya mesti diproses secara hukum."

 

Ada pula kalimat SBY yang dinilai meremehkan Ahok, yaitu, "jangan sampai saudara-saudara 200 juta rakyat Indonesia nasib dan masa depannya disandera oleh urusan satu orang. Saya kira tidak benar kehidupan bernegara ini macet karena urusan satu orang yang tidak bisa kita selesaikan secara benar, tepat, dan bijak."

 

Kader HMI sendiri juga turut berunjuk rasa pada 4 November. Adhel mengatakan para anggota HMI itu juga telah dimanfaatkan. "Kasihan adik-adik kami HMI, dijadikan tumbal politik, harusnya tokoh-tokoh sekaliber SBY tidak turut ikut campur dengan urusan daerah," kata dia.

 

Mereka telah mendapat surat tanda laporan di Bareskrim. Namun mereka belum membuat laporan polisi.

 

TEMPO.CO

 

 

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait