Dreadout, Film Horor Indonesia Pertama yang Diangkat dari Games

Abdul Rahman Syaukani | 24 September 2018 | 23:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Film yang diadaptasi dari buku best seller sudah lumrah dibuat oleh sineas di Tanah Air. Film Dreadout yang bakal tayang awal 2019 mendatang jadi film horor dan action pertama di Indonesia yang diadaptasi dari sebuah game.

"Ini kan adaptasi jadi ada penyesuain dengan filmnya. Di film ini yang bisa saya kasih tahu pemerannya Linda. Linda adalah main karakter juga di game. Dia masuk ke sesuatu yang mungkin bisa dibilang kalau lo nonton filmnya, sudah main gamenya juga, bakal oh ternyata Linda begini karena ini yah. Jadi bisa dibilang ini beginingnya kenapa Linda mengalami hal-hal mistik," tutur sutradara film Dreadout, Kimo Stamboel, di Ice BSD City, tangerang, Banten, Sabtu (22/9).

Caitlin Halderman bangga bisa terlibat dalam film Dreadout. Menurut pengakuannya, keterlibatannya di film ini menambah pengalaman baru bagi dirinya.

“Seru banget yah. Apalagi ini new experience buat aku, ini film horor perdana aku. Aku belajar banyak di sini. Aku enjoy banget,” ujar Caitlin Halderman. 

Jefri Nichol, pemain lainnya mengungkapkan hal yang sama. Dia menyatakan film Dreadout menjadi film bagus dan menarik karena didukung oleh sineas yang memiliki kompetensi.

“Terima kasih buat petinggi filmnya sudah mempercayai saya memainkan film ini. Karena dari dulu saya pingin main di film thriller dan kebetulan ini horor semi thriller, dan senang banget sih. Apalagi didukung kru and cast yang luar biasa yang ngasih 100 persen buat film ini. Bagi saya ini benar-benar pengalaman di luar akal sehat,” paparnya.

Selain disuguhkan ketegangan dan aksi laga pemainnya, film Dreadout juga memasukkan unsur komedi yang pastinya akan membuat film arahan sutradara Kimo Stamboel terasa semakin hidup.

“Film ini seru banget. Film horor rasa komedi. Biar pun film ini tegang, tapi suasana di lokasi itu kekeluargaan banget, fun banget. Biasanya orang-orang yang membuat suasana seperti itu hasilnya bagus,” tutur Mike Lucock.

(man/ari)

Penulis : Abdul Rahman Syaukani
Editor: Abdul Rahman Syaukani
Berita Terkait