Joko Anwar Membandingkan Pengabdi Setan Versinya dengan Versi Sisworo Gautama

Wayan Diananto | 14 Oktober 2017 | 11:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kesuksesan Pengabdi Setan membuat Joko Anwar menoleh ke belakang.

Pengabdi Setan awalnya proyek Rapi Films bersama sineas legendaris Sisworo Gautama.

Dari tangan Sisworo, lahir karya monumental seperti Nyi Blorong, Sundel Bolong, dan Santet yang melambungkan nama mendiang Suzzanna. Jika dibandingkan, Pengabdi Setan versi Joko dan Sisworo mengalami pergeseran cerita.

Pengabdi Setan versi 1980 sukses menghadirkan sosok ikonis Bibi Darmina yang diperankan aktris peraih Piala Citra, Ruth Pelupessy.

Darmina adalah pembantu yang direkrut Munarto (W.D. Mochtar) setelah ia ditinggal mati istrinya, Mawarti (Diana Suarkom).

Tidak disangka, suatu malam Darmina mendatangi makam Mawarti dan membangkitkan arwahnya. Dalam Pengabdi Setan versi 2017, sosok ikonis itu digantikan sang nyonya rumah.

Perbedaan lain, terletak pada nama karakter. Dalam versi Sisworo, nyonya rumah dinamai Mawarti. Ia punya dua anak, Rita (Siska Karebety) dan Tommy (Fachrul Rozy). Versi Joko menyebut, tuan dan nyonya rumah bernama Suwono dan Mawarni. Mereka punya empat anak.

“Karakternya dibuat dengan pijakan lebih dalam. Pengabdi Setan tahun 1980 dibuat dengan premis dasar kebaikan melawan kejahatan. Versi 2017, saya bicara soal siapa yang sebenarnya jahat dan siapa yang baik, apa itu kebaikan dan kejahatan,” ulas Joko. 

Ide cerita Pengabdi Setan sudah mengendap di otak Joko belasan tahun silam. Maka, ketika Rapi Films menyalakan lampu hijau untuk proyek Pengabdi Setan versi baru, Joko tak butuh waktu lama untuk menulis cerita. Naskah Pengabdi Setan ditulis hanya dalam 12 hari. Revisinya sangat minor. 

“Bisa dibilang, kami syuting menggunakan draf pertama. Di naskah, memang tertulis draf ke-3 karena ada sedikit revisi berupa penggantian kalimat. Saya tidak pernah lama menulis naskah. Quickie Express misalnya, saya tulis dalam 5 hari. Janji Joni saya garap 2 minggu. Sementara film Kala hanya 6 hari,” Joko mengingat. 

 

(wyn / gur)

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait