Ted 2: Menggugat Kemanusiaan Sebuah Boneka

Wayan Diananto | 19 September 2015 | 08:38 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - ENTAH apa yang terjadi pada Ted 2. Perilisannya pada Juni lalu seolah tersamarkan oleh gempita film musim panas tahun ini. Banyak yang bilang, Ted 2 sudah berkeliaran di internet. Mungkin itu sebabnya, dia tidak sekonyong-konyong hadir.

Jaringan bioskop XXI melakukan “cek ombak” dengan memutar film ini di sesi midnight show. Apakah sekuel ini tidak lebih kocak ketimbang pendahulunya?

Perubahan paling kentara dalam Ted 2, aroma lawak yang raib entah kemana. Sebenarnya kami hendak bilang kalau lawakannya banyak tapi garing. Tapi kalau bilang begitu, nanti kami dicap judes. Mulutnya nyinyir (padahal laki) dan seterusnya.

Pada menit ketiga puluh kami memutuskan mengubah sudut pandang Ted 2 bukan drama komedi melainkan drama yang kebetulan ada sedikit bumbu komedi. Pandangan ini membuat kami lebih bisa menikmati Ted 2.

Mengubah sudut pandang penting jika Anda ingin keluar bioskop dengan muka tidak manyun. Isu yang diusung Ted 2 lebih serius ketimbang pendahulunya.

Satu tahun setelah Ted (Seth) menikahi Tami-Lynn (Jessica), rumah tangga mereka meruncing. Seorang rekan kerja memberi tahu, salah satu penyelamat pernikahan bisa jadi momongan. Ted dan Tami berdamai demi mendapat keturunan.

Sayang, Ted tak punya (maaf) alat vital. Wacana donor sperma menggunakan jasa John (Mark) gugur karena ada kelainan di indung telur Tami. Ted tak kehabisan ide. Ia berencana mengadopsi anak. Ide brilian ini malah mendatangkan petaka lebih besar.

Adopsi mengharuskan kedua orang tua manusia. Ted di mata hukum Persemakmuran Massachusetts bukanlah manusia. Pengacara ambisius Samantha (Amanda) memperjuangkan status kemanusiaan Ted ke meja hijau.

Dengan isu seserius ini, Seth tampak masih berusaha keras melawak. Padahal, menurut kami tak masalah jika jilid kedua kali ini memiliki roman dan “bentuk rupa” berbeda.

Akibat paling fatal dari gagasan “tetap harus melucu apa pun yang terjadi” dalam Ted 2, munculnya beberapa adegan garing tidak penting. Adegan Guy (Patrick Warburton) berkali-kali melakukan kekerasan terhadap pengunjung tak dikenal di festival Comic Con salah satu yang paling gengges. Maksud kami, mengganggu.

Sebenarnya, tanpa banyak melawak pun wibawa Ted tidak akan menurun. Sejumlah kekonyolan yang tidak perlu membuat durasi film ini merentang dan membuatnya terasa melelahkan.

Adegan yang tidak perlu ini pula yang mengikis sejumlah karakter esensial seperti pengacara spesialis kasus sipil Patrick Meighan (Morgan Freeman). Padahal, Patrick-lah yang mengubah sudut pandang Ted tentang hak dan kewajiban manusia terhadap society.

Kemunculannya di pengujung terasa dikejar-kejar durasi. Alhasil, demi mengejar happy ending pula penonton kehilangan momentum penting. 

***

Pemain    : Mark Wahlberg, Seth MacFarlane, Amanda Seyfried, Jessica Barth, Morgan Freeman
Produser    : Jason Clark, John Jacobs, Scott Stuber, Seth MacFarlane
Sutradara    : Seth MacFarlane
Penulis        : Alec Sulkin, Wellesley Wild, Seth MacFarlane
Produksi    : Universal Pictures, Bluegrass Films, Fuzzy Door Productions
Durasi        : 115 menit

 

(wyn/gur)

 

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait