Kapan Idealnya Si Kecil Disunat? Ini Penjelasan Dokter

Panditio Rayendra | 30 Juni 2019 | 19:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kapan waktu yang tepat anak disunat? Pertanyaan ini kerap muncul di pikiran orang tua. Ada yang bilang sebaiknya sehari setelah dilahirkan, saat berusia 8 hari, 30 hari, 5 tahun, atau setelah lulus SD. Dalam masyarakat Indonesia, biasanya tradisi sunat dilakukan saat anak menjelang puber, yakni antara usia 5 sampai 13 tahun. Di Jawa Barat misalnya, sunat dilakukan sebelum anak masuk SD. Keuntungannya, pembuluh darah pada organ vital masih kecil sehingga risiko perdarahan lebih sedikit dan lebih cepat sembuh. 

Sementara mayoritas masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur, tradisi sunat dilakukan setelah SD. Risikonya, proses pemulihan mencapai seminggu. "Kalau saya berpendapat, paling bagus anak disunat saat usia di bawah 40 hari. Namun kadang dokter masih ragu, orang tuanya enggak tega karena anak terlalu kecil. Di Indonesia, sunatan itu dirayakan. Makanya menunggu anak agak besar jadi ada banyak teman yang bisa diundang," urai dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS dari Rumah Sunat dr. Mahdian Jakarta.

Dalam kajian medis, ada banyak manfaat sunat. American Academy of Pediatrics menyimpulkan manfaat sunat lebih besar ketimbang risikonya. Mahdian menyebut sunat bermanfaat untuk mengurangi risiko infeksi saluran kemih. Kulit kulup bagian dalam memiliki sel-sel yang selalu memproduksi smegma kotor. Kalau laki-laki mandinya tidak bersih dan jarang membersihkan penis usai buang air kecil, lama-lama terjadi infeksi. Manfaat lain, mencegah terjadinya penyakit menular seksual tidak hanya bagi laki-laki tapi juga perempuan. 

"Pada pria yang disunat, risiko terkena penyakit ini susut hingga 25 persen. Sunat juga memperkecil risiko kanker penis pada pria dan kanker serviks pada wanita. Pada kasus tertentu pria yang tidak sunat kulupnya menyempit sehinga kepala penis tak bisa dikeluarkan. Ini menjadi masalah tersendiri pada anak-anak. Kotoran tak bisa dikeluarkan sehingga terjadi infeksi. Pada pria dewasa sperma susah dikeluarkan sehingga menghalangi aktivitas seksual bersama pasangan," ujar Mahdian kepada tabloidbintang.com.

Mahdian menambahkan ada dua teknik anestesi yang harus dilakukan sebelum melakukan tindakan sunat, yaitu infiltrasi dan block. Anestesi infiltrasi bertujuan menimbulkan anestesi ujung saraf untuk menghilangkan rasa dikulit dan jaringan yang terletak lebih dalam. :Sementara anastesi block lebih baik daripada anastesi infiltrasi karena lebih tidak sakit. Hanya dengan 2 kali memasukan jarum,: terang Mahdian di Jakarta Pusat, belum lama ini.

Ia menambahkan, perkembangan teknologi memungkinkan pemberian obat anestesi tanpa jarum. Teknologi ini disebut needle free injection yakni mengantarkan cairan obat ke dalam lapisan kulit masuk ke dalam jaringan subkutan tanpa penetrasi dengan kecepatan tinggi. "Kecepatan tinggi ini menghasilkan pancaran cairan sehingga obat dapat berpenetrasi ke dalam kulit melalui lubang yang sangat kecil," pungkasnya.

(ray / ray)

Penulis : Panditio Rayendra
Editor: Panditio Rayendra
Berita Terkait