Mediasi Dibantu Pihak Kepolisian, Gofar Hilman Tegaskan Syerin Minta Maaf Tanpa Ada Paksaan dan Rekayasa

Indra Kurniawan | 12 Februari 2022 | 20:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Dugaan adanya power abuse dalam video permintaan maaf Hafsyarina Sufa Rebowo atau Syerin pemilik akun @quweenjojo ditanggapi oleh Gofar Hilman. Lewat cuitan di Twitter, ia menceritakan kronologis hingga akhirnya Syerin yang didampingi orang tuanya meminta maaf.

"9 bulan gue berusaha mencari titik terang atas tuduhan pelecehan seksual yang mengatasnamakan gue pada 8 juni 2021, dari menghubungi pihak terkait dan pendampingnya, serta menempuh cara formal lain tapi tidak juga ada titik terang," kata pemilik akun Twitter @pergijauh pada Sabtu (12/2) siang.

Pada Kamis (10/2), Gofar Hilman melalui proses mediasi yang dibantu pihak kepolisian akhirnya untuk pertama kali bertemu Syerin. Di depan pihak kepolisian cerita Gofar baik dirinya dan Syerin menceritakan kronologi kejadian pada 19 Agustus 2018 silam. Gofar bersyukur mediasi berjalan lancar, "Dan tidak ada perdebatan antara kedua belah pihak."

"Bahkan, sebelum gue memaparkan bukti apapun atau memberikan pembelaan, yang bersangkutan pun secara sadar dan tanpa paksaan langsung mengakui bahwa cuitan yang dia tuliskan di Twitter pada tanggal 8 juni 2021 Tidak Benar di depan gue dan pihak berwajib," kata Gofar lebih lanjut.

Kepada Gofar, Syerin menjelaskan tindakannya pada saat itu bersifat delusional. Dengan penyesalan yang mendalam, seperti dituturkan Gofar, Syerin didampingi kedua orantuanya juga sudah meminta maaf karena telah menuduh dan menyebarkan sebuah informasi yang tidak benar dan tidak bisa dipertangungjawabkan.

"Gue sendiri pun sudah dengan ikhlas memaafkan," aku Gofar.

Gofar juga menegaskan tidak memaksa Syerin untuk mengatakan hal yang bertentangan dengan fakta yang dia paparkan saat mediasi. "Semua yang dinarasikan mengenai seberapa powerful gue itu justru hal-hal yang ada di luar kapasitas gue," jelasnya.

"Itikad gue cuma sederhana ketemu sama Syerin, ngobrol dan mencari titik terang bersama. Tidak semua orang bisa menerima dan memahami, tapi apa yang ada bukanlah sebuah paksaan dan rekayasa. Terima kasih," sambungnya.

(ind)

 

Penulis : Indra Kurniawan
Editor: Indra Kurniawan
Berita Terkait